jpnn.com - JAKARTA - Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) milik PGN di Lampung dalam waktu dekat bakal menerima tambahan pasokan gas LNG (gas alam cair) sebanyak dua kargo dari Kilang LNG Tangguh, Papua. Dua kargo tersebut direncanakan masuk ke PGN FSRU Lampung pada Oktober dan November tahun ini.
"Ini adalah kargo kedua dan ketiga yang akan masuk ke PGN FSRU Lampung setelah pada akhir Juli 2014, PGN FSRU Lampung menerima kiriman kargo pertama," ujar Direktur Utama PT PGN LNG Indonesia, Nisi Setyobudi di Jakarta, Rabu (15/10).
BACA JUGA: Dirut Garuda Indonesia Raih APAC Airline Executive of The Year 2014
Adapun pengapalan kargo kedua akan dilakukan pada 20 Oktober 2014. Waktu yang diperlukan untuk membawa LNG dari Papua ke Lampung diperkirakan memakan waktu selama satu minggu, sehingga akan tiba di Lampung pada 26 Oktober 2014. Sedangkan kargo ketiga akan masuk ke PGN FSRU Lampung pada 22 November 2014.
“Saat ini tinggal finalisasi administrasi di SKK Migas dan Kementerian ESDM untuk proses pengiriman dua kargo LNG itu," seru Nisi.
BACA JUGA: 25 Perusahaan Tambang Belum Sepakat Renegosiasi
Nisi berharap setelah pengiriman LNG kargo kedua dan ketiga nanti, akan berlanjut dengan pengiriman kargo keempat. “Kami berharap kargo keempat bisa dikirim ke kami pada akhir Desember 2014, sehingga PGN FSRU Lampung bisa menyerap empat kargo dari LNG Tangguh,” harapnya.
Sesampainya di Lampung, LNG tersebut bakal menjalani proses bongkar muat dari kapal pembawa LNG ke FSRU Lampung. Dalam proses selanjutnya, LNG diubah menjadi gas untuk selanjutnya disalurkan ke pelanggan. Pembeli gas dari FSRU Lampung ini antara lain adalah PLN.
BACA JUGA: Berjanji Optimalkan Aset PPI
Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) adalah sebuah kapal terapung yang di dalamnya dilengkapi dengan fasilitas untuk menampung LNG sekaligus mengubah LNG menjadi gas. PGN FSRU Lampung memiliki kemampuan regasifikasi maksimal 240 MMSCFD (juta kaki kubik per hari). (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terpacu Kasus Gayus, Pemerintah Selamatkan Rp 3 Triliun dari Kasus Pajak
Redaktur : Tim Redaksi