FTUI dan TUAT Jepang Kolaborasi untuk Merespons Tantangan Carbon Capture & Storage

Kamis, 28 Desember 2023 – 06:50 WIB
Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) dan Tokyo University of Agriculture and Technology (TUAT), Jepang berkolaborasi untuk merespons tantangan global terkait Carbon Capture and Storage (CCS) melalui kerja sama industri-akademisi-pemerintah yang inovatif. Foto: dokumentasi FTUI

jpnn.com, JAKARTA - Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) dan Tokyo University of Agriculture and Technology (TUAT), Jepang berkolaborasi untuk merespons tantangan global terkait Carbon Capture and Storage (CCS) melalui kerja sama industri-akademisi-pemerintah yang inovatif.

Sebagai bagian dari komitmen ini, FTUI mengikuti TUAT COI-NEXT International Workshop yang diadakan di Koganei Campus, TUAT, Tokyo, Jepang beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Guru Besar FTUI Sorot Peran Penting Teknologi Radio Frequency bagi Kesejahteraan

Workshop itu mengangkat tema “Carbon Cultivation Innovation Hub Challenging the Limits of Carbon Negativity” dengan tujuan utama berupa pemanfaatan hasil dari kultivasi karbon berupa biomassa menjadi bahan-bahan yang berkelanjutan.

Kerja sama tersebut memiliki tujuan utama membangun ekosistem inovasi teknologi yang responsif terhadap tantangan global, sejalan dengan perkembangan masyarakat dunia pasca-korona.

BACA JUGA: Mahasiswa FTUI Raih Penghargaan Ini Berkat Analisis Risiko Kuantitatif Pipeline

Dekan FTUI Heri Hermansyah mengatakan bahwa partisipasi FTUI dalam COI-NEXT International Workshop adalah bentuk komitmen mereka untuk berkontribusi pada kemajuan ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang Carbon Cultivation-based Material and Fuel Production.

“FTUI dan TUAT melalui COI-NEXT, menegaskan komitmen mereka untuk menjadi penggerak utama dalam membentuk masa depan teknologi dan ilmu pengetahuan yang berkelanjutan,” ucap Heri dalam keterangannya, Rabu (27/12). 

FTUI dan TUAT juga berfokus pada pengembangan teknologi CCS sebagai langkah strategis dalam mengatasi dampak perubahan iklim.

Menurut Heru, teknologi CCS sebagai elemen kunci dalam memitigasi emisi karbon.

“Workshop ini memberikan ruang untuk membahas strategi dan inovasi terkini dalam pengembangan teknologi CCS untuk mendukung transisi menuju masyarakat berkelanjutan,” kata dia.

Pada workshop itu,Heri menyampaikan isu terkait "Considerative Biosynthesis of Xylonic Acid and Gluconic Acid from Hydrolyzed Palm Fronds Using Gluconobacter Oxydans in a Batch Fermentation Process", sementara dosen lainnya, Sahlan mengupas isu "Enhancement of Sodium Gluconate in Neutralized Oil Palm Fronds Hydrolyzate Fermentation Broth using Low Pressure Nanofiltration."

Kolaborasi tersebut juga merupakan kelanjutan dari diskusi dan kerja sama dengan beberapa akademisi dan profesor Jepang dalam kegiatan Asian Federation of Biotechnology 2022 dan konferensi internasional dua tahunan QiR 2023 FTUI.

FTUI dan TUAT tergabung dalam konsorsium kerja sama sejak 2022 dengan memanfaatkan peluang dari program COI-NEXT untuk memperkuat peran universitas sebagai pusat ilmu pengetahuan dan sumber daya manusia.

Program COI-NEXT merupakan inisiatif kolaborasi industri-akademisi, di mana universitas dan pihak lainnya memimpin dalam merumuskan visi untuk masyarakat masa depan, mendorong penelitian dan pengembangan untuk mewujudkan visi tersebut, dan membentuk pusat independen industri-akademisi-pemerintah. (mcr4/jpnn)


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
FTUI   Jepang   Penelitian   teknologi  

Terpopuler