G20 Empower Menghasilkan Lampiran Teknis untuk Penyelesaian Isu Prioritas Perempuan

Kamis, 01 September 2022 – 14:39 WIB
Rinawati Prihatiningsih, Co-Chair G20 EMPOWER. Foto: dok Iwapi

jpnn.com, JAKARTA - Para anggota aliansi G20 Empower Kepresidenan Indonesia 2022 bekerja sama dengan mengangkat semangat 'Pulihkan Bersama, Pulihkan Lebih Kuat, untuk Menutup Kesenjangan Gender'.

Menurut Rinawati Prihatiningsih, Co-Chair G20 EMPOWER, aliansi G20 EMPOWER mendorong kerja sama tersebut menjadi makin solid dengan sukses menghasilkan kesepakatan yang dituangkan dalam lampiran teknis.

BACA JUGA: G20 Empower Membahas Pemberdayaan Perempuan dalam Teknologi Digitalisasi

"Ini berupa poin-poin komitmen dari sektor swasta yang telah disepakati dan poin-poin rekomendasi untuk disampaikan pada pemimpin G20 guna mewujudkan visi bersama mendorong aksi akselerasi pemberdayaan dan akses kepemimpinan ekonomi perempuan untuk menutup kesenjangan gender. Hal ini signifikan dalam upaya percepatan Brisbane Goal Roadmap," ujar Rinawati yang juga Wakil Ketua DPP IWAPI sekaligus pemilik COO PT. Infinitie Berkah Energi.

Lampiran Teknis beserta buku pedoman (Playbook), dan Dashboard KPI itu untuk mendukung sektor swasta dan pemerintah dalam meningkatkan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja dan bisnis.

BACA JUGA: Jelang Helat G20, Menteri ESDM Tinjau Kesiapan Green Energy Station Pertamina di Bali

Lampiran itu telah diserahkan secara langsung pada Menteri PPPA di acara Ministerial Conference on Women’s Empowerment (MCWE) G20 2022 di Bali, 24-25 Agustus 2022.

Penyerahan dilakukan oleh Chair G20 EMPOWER, Yessie D Yosetya dan Co-Chair, Rinawati Prihatiningsih, didampingi Co-Chair dari Jepang, Tsukiko Tsukahara, Co-Chair dari India, Sangita Reddy dan Lenita Tobing dari BCG.

BACA JUGA: Konferensi Tingkat Menteri G20 MCWE Angkat Tiga Isu Utama Perempuan

G20 EMPOWER sebagai aliansi dari Group of Twenty (G20) di bawah Kepresidenan Indonesia mengusung tiga aksi prioritas menyoroti akuntabilitas untuk implementasi G20 Empower KPI, perempuan dan UMKM sebagai penggerak ekonomi, dan strategi membangun ketahanan digital & ketrampilan masa depan bagi perempuan.

Tiga poin rekomendasi yang mudah diadopsi disusun untuk memastikan pengukuran KPI dalam mendukung pemberdayaan dan kepemimpinan ekonomi perempuan.

Pertama, bersama ILO & OECD, G20 EMPOWER menghasilkan dashboard untuk mengukur KPI yang telah disepakati akan dirilis setiap tahun.

Kedua, G20 EMPOWER memanfaatkan jaringan advokat dari seluruh negara anggota G20 yang bertujuan multiplier effect dalam mempercepat partisipasi akses kepemimpinan ekonomi perempuan.

Ketiga, G20 EMPOWER telah menghasilkan Playbook yang berisi 73 praktik baik dari berbagai perusahaan di 15 negara yang bisa diimplementasikan oleh sektor swasta.

G20 EMPOWER juga memperkuat isu-isu prioritas dengan mengangkat pembahasan tentang perempuan sebagai pekerja dan perempuan sebagai pemilik usaha terutama skala UMKM sebagai basis pemulihan ekonomi.

Dalam hal ini, G20 EMPOWER menghasilkan rekomendasi yang dapat diambil oleh sektor swasta untuk mendukung keterlibatan dalam UMKM. Hal ini sejalan dengan isu prioritas kedua.

Memperkuat isu prioritas ketiga, G20 EMPOWER menyoroti pembangunan ekonomi masa depan melalui peningkatan keerampilan dan pemberdayaan digital.

Sektor swasta didorong untuk membangun keterampilan masa depan terkait digital ekonomi dengan meningkatkan kesadaran dan partisipasi digital, membuat program pelatihan yang disesuaikan, dan pelacakan dan pemantauan berkelanjutan.

Keberhasilan dalam menyelesaikan poin-poin komitmen private sectors dan rekomendasi dalam satu kesatuan Lampiran Teknis ialah hasil kerja keras dan kolaborasi yang solid serta dukungan semua pihak

 “Atas nama Tim Kepresidenan G20 EMPOWER Indonesia, saya menyampaikan apresiasi dan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu. Penghargaan yang tinggi juga ditujukan kepada Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), “The Magic Duo” Co-Sherpa Indonesia, Bapak Raden Edi Prio Pambudi dan Bapak Dian Triansyah Djani atas keyakinan, guidance dan dukungan yang luar biasa,” tutur Rinawati.

Dalam pernyataan penutup di penghujung acara MCWE 2022, Menteri PPPA, Bintang Puspayoga menegaskan sebagai pembuat kebijakan serta pemangku kepentingan harus yakin bahwa mencapai kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, adalah misi dan investasi jangka panjang.

"Itu bukan sesuatu yang mustahil. Membangun komitmen yang kuat dan kokoh di antara para pemangku kepentingan termasuk negara dan organisasi internasional adalah kunci untuk mencapai tujuan yang komprehensif, kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Saya berharap bahwa meskipun konferensi ini telah berakhir, kolaborasi kita yang kuat dapat berlanjut untuk tujuan global bersama ini," ujar Menteri Bintang. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler