Gadaikan Motor hingga Buka Facebook untuk Nasi Bungkus

Selasa, 01 Maret 2011 – 08:08 WIB
3 Orang suporter yang masih bertahan di Masjid Al Bina Senayan, Jakarta. Foto diambl pukul 22:29, Senin (28/1). Foto : Raka Deny/Jawa Pos

Ribuan suporter dari berbagai daerah sejak Senin pekan lalu (21/2) berdemo di depan Kantor PSSI, kompleks GOR Gelora Bung KarnoTujuan mereka hanya satu: merevolusi PSSI, sekaligus menurunkan Nurdin Halid, sang ketua umum

BACA JUGA: Sacramento; Ketika Sebuah Kota Terancam Kehilangan Tim NBA (2-Habis)

Inilah kisah tentang kenekatan mereka


==========================
 MUHAMMAD AMJAD, Jakarta
==========================

PELUH Muhammad membasahi wajahnya yang terlihat agak kuyu

BACA JUGA: Sacramento; Ketika Sebuah Kota Terancam Kehilangan Tim NBA (1)

Sesekali dia menyeka peluh itu dengan lengan kanan
Meski tampak kuyu, pria 29 tahun ini sangat bersemangat ketika berbicara

BACA JUGA: Calon Bintang Harus Tidur Siang, Main Bola Maksimal 1,5 Jam

Apalagi, ketika materi pembicaraan mengarah kepada sosok Nurdin Halid, sang ketua umum PSSIKedua matanya bisa terlihat membelalak, seperti orang yang akan melampiaskan amarah
   
"Saya jual tiga ayam saya untuk biaya berangkat ke JakartaSaya mau berkorban karena saya ingin menunjukkan bahwa suporter sepak bola sudah bosan dengan permainan PSSIHarus ada perubahan," kata pria asal Bojonegoro, Jatim, yang akrab dipanggil Mamat ini, penuh semangatSore itu (25/2) dia ditemui Jawa Pos di depan Kantor PSSI di kompleks GOR Gelora Bung Karno, Jakarta

Mamat dan ribuan suporter lain dari berbagai daerah di Indonesia, sejak Senin pekan lalu (21/2) memang tumplek blek di depan Kantor PSSIMereka berdemo berhari-hari, menuntut terjadinya revolusi di tubuh PSSIMereka juga menuntut Ketua Umum Nurdin Halid diturunkan

Aksi mereka bahkan sampai menyegel Kantor PSSI, sehingga para pengurusnya tak bisa masuk kantorHingga kemarin, aksi unjuk rasa masih terjadi meski jumlahnya sudah sangat berkurang bila dibandingkan dengan aksi pada hari-hari sebelumnya

Selama beberapa hari berada di Jakarta, ribuan suporter itu rela tidur menggelandang di halaman sekitar Kantor PSSIUntuk tidur, mereka ditampung di dua tempatAda yang di halaman Masjid Albina, ada juga yang ditampung di halaman parkir timur Senayan

Di dua tempat itu disediakan tenda besar berukuran lebar 4 meter dan panjang 15 meterDi tempat itulah para suporter tidur dengan alas seadanyaSaking banyaknya suporter, tak sedikit yang tidur beratap langit dan beralas tanahSebagian suporter yang sudah siap menggelandang juga membawa tenda sendiri"Untuk demo ini, saya tinggalkan keluarga dan pekerjaan saya," lanjut Mamat, yang mengaku bekerja sebagai wiraswasta
   
Jika Mamat sampai harus menjual ayam-ayamnya, lain halnya dengan Deni SetiawanPria 32 tahun itu adalah teman satu daerah Mamat, yang juga sama-sama suporter Persibo (dari Bojonegoro)"Saya terpaksa menggadaikan motor bebek milik saya untuk ongkos ke Jakarta," katanya, tak kalah bersemangat dengan Mamat

"Begitu tiba di sini, saya puas bisa bergabung dengan suporter lain dari daerah lain," tandasnya, ketika ditemui Jawa Pos Jumat sore (25/2) di halaman parkir timur Senayan

Keberangkatan para suporter asal Bojonegoro itu ternyata juga dilandasi kekecewaan mendalam karena kesebelasan kesayangan mereka (Persibo) pernah dikerjai PSSI"Kali ini kami ingin menunjukkan dan menghentikan semua ituPSSI tidak boleh lagi menjadi sarang mafia sepak bola," ujarnya berapi-api.

Hal ini tak dibantah Prianto Jasmo, koordinator suporter asal Bojonegoro"Kami berangkat ke sini murni atas kehendak hati nuraniTidak ada paksaanKami ingin melihat perubahan di PSSI dan sepak bola tanah airKarena itu, datang kemari juga memakai biaya sendiri-sendiri," kata Prianto
   
Bagaimana dengan kebutuhan makan" Sangab Surbhakti, salah satu koordinator suporter yang berasal dari Jakarta mengatakan, untuk memberi makan para pendemo itu, dia dan teman-temannya melakukan beberapa gerakan

Salah satu yang terbukti cukup efektif, kata Sangab, adalah memanfaatkan jejaring sosial seperti Facebook dan TwitterPria 44 tahun ini memaparkan, melalui situs jejaring sosial itulah dia berhasil mendapatkan banyak sumbangan makanan

"Sambutan teman-teman melalui Facebook maupun Twitter ternyata luar biasaBanyak yang bersedia memberikan bantuan makanan," kata pria berkepala plontos yang sehari-hari berprofesi sebagai pengacara ini"Setiap hari ada nasi bungkus yang dikirim," lanjutnya

Tak hanya Sangab yang berkampanye minta bantuan makanan melalui jejaring sosial di dunia mayaHal yang sama dilakukan Hilmi Atmadja, koordinator suporter Jogja, Solo, Semarang (Joglo Semar)Dia menegaskan bahwa pengumuman yang dia buat di jejaring sosial dunia maya tersebut murni untuk mengetuk hati nurani orang lain

"Kami umumkan bahwa kami hanya menerima bantuan dalam bentuk makananTidak dalam bentuk uang," cerita pria 26 tahun ini ketika ditemui Jawa Pos kemarin di kompleks GOR Bung Karno

Bantuan yang diberikan kepada para suporter itu tidak hanya dalam bentuk makananAda juga beberapa orang yang menyumbangkan tenda.  "Dengan banyaknya sumbangan itu, kami melihat warga pencinta sepak bola lainnya yang tak turut berdemo ternyata mengungkapkan kepeduliannya dalam bentuk lainIni yang membuat para suporter semakin bersemangat menyuarakan perubahan," tandas Hilmi
   
Ketika disinggung bahwa kemarin jumlah pendemo menyusut cukup banyak, Hilmi awalnya tersenyumHilmi menjelaskan bahwa kondisi itu (jumlah pendemo berkurang) tidak akan berlangsung lama, karena bakal ada gelombang suporter yang lebih besar pada hari ini (1/3)Mereka datang dengan tujuan menunjukkan pada dunia dan FIFA bahwa terjadi masalah dalam persepakbolaan Indonesia yang butuh perbaikan segera.

"Besok (hari ini, Red) kan mau ada sidang exco FIFA yang katanya juga mau membahas masalah PSSIKami harus turun besar-besaran untuk menunjukkan bahwa PSSI harus direvolusiNurdin dan kroninya harus hilang dari PSSI," tandas pria 26 tahun ini(c2/kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jabatan Baru Sudah Siap, tapi Ruangan Belum Siap


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler