Gagal Jadi Polisi dan TNI Pilih Lompat dari Tower

Kamis, 09 Oktober 2014 – 02:48 WIB

jpnn.com - BANGUN PURBA - Gagal menjadi seorang Polisi dan TNI membuat Dedy Fadli (25) kehilangan akal sehatnya. Warga Dusun IV Desa Sialang Kecamatan Bangun Purba, Deli Serdang ini memilih mengakhiri hidupnya dengan cara melompat dari tower.  

Peristiwa tragis itu berlangsung pada Rabu (8/10) sekira pukul 03.00 WIB. Saat keluarganya dan warga tertidur lelap, Dedy memutuskan memanjat seng rumahnya. Suara pijakan kaki Dedy pun menimbulkan suara bising dan membuat keluarganya terbangun. Begitu keluar rumah, ibu dan bapaknya sudah menyaksikan Dedy memanjat tower yang berdiri di bangunan rumah mereka. Arifin berulang kali mencoba membujuk anaknya agar turun dari tower, namun Dedy tak menghiraukannya. 

BACA JUGA: Zulkifli Hasan Bisa Ubah Peta Pilkada Lamsel 2015

Dedy yang tampak begitu depresi, beberapa menit kemudian malah memilih melepaskan tangannya dan terjun dari tower setinggi 25 meter itu. Dalam waktu beberapa detik tubuh ayah satu anak itu pun mendarat di tanah. 

Pihak keluarga mencoba menyelamatkan nyawa Dedy dengan membawanya ke Rumah Sakit Umum Grand Medistra Lubuk Pakam. Namun upaya mereka tak berhasil, Dedy menghembuskan nafas terakhirnya dengan kondisi luka dan patah di bagian tubuhnya. Diiringi isak tangis, jenazah Dedy kembali dibawa pulang dan disemayamkan di rumah duka. Tepat, sebelum salat zuhur, jenazah Dedy dikuburkan di pemakaman umum tak jauh dari rumahnya.  

BACA JUGA: Jaringan Dokter Bodong di Batam Ditangkap

Berdasarkan keterangan yang dihimpun Pos Metro Medan (Grup JPNN), Rabu (8/10), aksi bunuh diri Dedy bukan lah pertama kali terjadi. Pria yang mengidam-idamkan menjadi seorang Polisi atau TNI itu bahkan telah mencoba dua kali. Hanya saja aksinya tersebut berhasil digagalkan pihak keluarga.

Aksi pertama Dedy dilakukan juga dilakukan dengan memanjat seng dan melanjutkan naik ke tiang tower di atas rumahnya. Saat itu Arifin mendengar suara ribut di atas seng rumah dan langsung keluar. Ayah empat anak yang bekerja sebagai menjahit itu kaget ketika menemukan anak bungsu dari empat bersaudara itu telah memanjat tower. 

BACA JUGA: Lima Tewas Disikat Argo Bromo

Arifin pun membujuk korban yang telah empat kali gagal masuk polisi, sekali gagal masuk TNI AU dan sekali lagi gagal masuk TNI AD itu. Lalu Dedy pun turun dari atas seng. Melihat kondisi anaknya yang terlihat depresi, Arifin pun menghubungi anaknya Bripka Decky Aprianto, sekaligus abang korban. Tidak lama berselang, Decky pun tiba di rumah korban dan mencoba memberi semangat pada Dedy.

Berselang beberapa hari, peristiwa serupa terulang lagi. Kali ini, Dedy memanjat atap seng rumah tetangga mereka Aminan, yang terletak di depan rumah korban. Melihat hal itu, Bripka Decky Aprianto mencoba membujuk korban agar turun dari atas atap seng tetangganya itu. Untuk kedua kalinya, korban mendengarkan permintaan abangnya dan segera turun dari atas atap seng rumah milik Aminan. 

Dua kali membuat keluarga dan warga heboh, Dedy kembali mendapat nasehat dari abang dan orangtuanya. Dedy pun terlihat menerima saran-saran dari keluarganya. Dan puncaknya, pria malang itu melakukan aksi ketiganya pada dini hari. Disini lah nyawanya tak tertolong lagi. Saat memutuskan tak mendengarkan bujukan orang tua dan keluarganya, Dedy melompat dan akhirnya tewas.

Kapolsek Bangun Purba, AKP J Hutasoit mengaku sudah berkomunikasi dengan keluarga korban. Kepada Hutasoit, keluarga Dedy Fadli mengatakan korban sudah tiga kali mencoba tes untuk masuk angkatan (Polisi, TNI AU dan TNI AD). "Ya, kata keluarganya begitu. Sudah mencoba tiga kali tapi tidak lulus," ujar Hutasoit.

Menurut keterangan keluarga kepada polisi, agaknya Dedy depresi karena kerap tak lulus tes angkatan. "Ya, sepertinya begitu. Itulah pengakuan keluarganya kepada saya," tutur Hutasoit.

Depresi korban pun memuncak sejak beberapa bulan, terlebih sepekan lalu teman sekampungnya yang dulunya sama melamar anggota TNI AD pulang dengan berpakaian dinas. Dedy pun bercerita kepada ayahnya jika dulunya dia menang menjadi anggota TNI AD, korban sudah pulang pakaian dinas seperti temannya itu. Tapi ayah korban menjawab agar korban bersabar saja karena masing-masing ada rezekinya.

Dijelaskannya, saat ditemukan kondisi jenazah Dedy tak terlalu parah. Korban hanya menderita luka di pelipis kanan dan di lengan sebelah kanan. "Nggak banyak lukanya, kalau soal patah saya tidak begitu tahu. Saat korban diangkat dia masih sempat menanyakan istrinya. Tapi nyawanya tidak terselamatkan lagi," pungkasnya. (man/ala/bd)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Diajak Jalan, Dibelikan Jajan, Pulang Mengeluh Kesakitan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler