KABUL - Gagal menyerang pasukan asing di pangkalan militer Provinsi Paktika, Afghanistan, sekitar 70 militan Taliban tewasTak ada tentara internasional yang dilaporkan menemui ajal atau terluka dalam insiden tersebut.
Upaya penyerangan tersebut terjadi Selasa malam (8/11) waktu setempat di sebuah pos penjagaan di Provinsi Paktika, dekat perbatasan dengan Pakistan
BACA JUGA: AS Siapkan Sanksi Baru untuk Iran
Wilayah tersebut dikenal sebagai persembunyian militan Taliban.Serangan terhadap militan Taliban dilakukan setelah Mohammad Akbar, gubernur Distrik Sar Hawza, Paktika, tewas Selasa malam akibat mobilnya terkena ranjau darat
"Dalam operasi gabungan antara ISAF dan pasukan Afghanistan di Distrik Barmal semalam (Selasa 8/11), antara 60-70 militan Taliban tewas," ungkapnya seperti dilansir AFP.
"Laporan awal menunjukkan bahwa kelompok besar militan tersebut ingin menyerang pangkalan militer bersama ISAF-tentara Afghan di wilayah Margha, Barmal
BACA JUGA: Dukungan Parlemen Anjlok, Berlusconi Mundur
Tapi berhasil dihentikan dan bantuan serangan udara dilakukan," tandasnya.Juru bicara ISAF, Sersan Christopher Dewitt membenarkan bahwa pangkalan militer pasukan koalisi di Afghanistan timur diserang kelompok pemberontak
BACA JUGA: Perawan Mahasiswi Diobral Via Internet
Tidak ada data pasti jumlah korban tewas dari pihak pemberontak," katanya.Pos pertahanan terdepan di Afghanistan biasanya berada di wilayah terpencil dan menjadi tempat tinggal ratusan pasukan
Ada sekitar 140 ribu pasukan internasional di AfghanistanSebagian besar dari mereka berasal dari Amerika SerikatTujuan invasi AS adalah memerangi pemberontakan Taliban yang bermula saat rezim Taliban dijatuhkan oleh pasukan AS pada 2001
Semua pasukan perang asing dijadwalkan akan meninggalkan Afghanistan pada akhir 2014Namun, misi terbatas untuk melatih dan mendidik tentara Afghanistan untuk menjaga wilayahnya secara mandiri terus dilakukan di luar jadwal yang ditentukan.
Bulan lalu Presiden Amerika Serikat, Barack Obama mengumumkan penarikan seluruh pasukannya dari Afghanistan akhir tahun iniDalam sebuah pembicaraan jarak jauh melalui video (video conference) 21 Oktober, Obama dan Perdana Menteri (PM) Iraq Nouri al-Maliki bersepakat untuk mengakhiri keberadaan militer ASKeputusan tersebut merupakan pemenuhan janji penting Obama dalam kampanyenya agar terpilih kembali sebagai presiden.
Keputusan Obama itu menuai kecaman sekaligus dukunganKecaman datang dari oposisi Partai RepublikSedangkan dukungan terus mengalir dari kalangan yang meyakini bahwa inilah saatnya bagi AS untuk mengakhiri perang yang dulu pernah disebut Obama sebagai "tindakan bodoh" tersebut(cak/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dokter Jackson Divonis Membunuh
Redaktur : Tim Redaksi