SYDNEY-Masyarakat Australia dibuat berang dengan munculnya penawaran nyeleneh lewat internet yang ditawarkan sebuah agensi pendamping (escort agency)Bagaimana tidak, agen ini menawarkan pelayanan langka terutama bagi pria hidung belang.
Mereka bisa menikmati tubuh wanita tingting alias gadis perawan dengan mengeluarkan sejumlah uang
BACA JUGA: Dokter Jackson Divonis Membunuh
Untuk 4 hari pendampingan dan tentunya menjebol keperawanan, agensi MyOutCallp mematok harga AUS $ 15.000 atau sekitar Rp 138 juta.MyOutCallp menjamin lady escort spesial binaannya bukan pekerja seks, tapi gadis baik-baik asal China berusia 19 tahun yang kini tengah kuliah di Universitas Sydney
Pasalnya, Daily Telegraph sempat berhasil melakukan komunikasi dengan salah seorang manajer MyOutCallp
BACA JUGA: Si Jenius Rusia Koleksi 29 Mayat
Lewat manajer yang mengaku bernama Duncan, diketahui sebagai tanda jadi peminat diharuskan mentransfer AUS $ 2.000 atau sekira Rp 18,4 juta.Sementara sisanya dibayar setelah klien menerima pelayanan langka itu
BACA JUGA: Perompak Somalia Dikalahkan ABK Indonesia
Dia juga membantah penjualan keperawanan adalah hal langka"Ini sangat umum di Sydney," katanya.Ulah MyOutCallp langsung menyulut kecamanJurubicara Asosiasi Keluarga Australia Tim Cannon menyebut ini adalah bentuk perbudakan perempuan baru yang sebelumnya telah lama punahSedangkan, konsultan industri seks Australia Brothel Busters memastikan fenomena penjualan keperawanan memang sering dialami wanita Asia.
Niatan belajar atau bekerja di Negeri Kangguru sering tak sesuai harapan sehingga para wanita Asia ini terbelit utang untuk membiayai hidupKarena tak punya cara lain, cara terakhir melego keperawan yang dipilih"Jelas ini diakukan karena dia butuh uang mendesak," kata bos Brothel Busters, Chris Seage.
Dikatakan juga, agensi seperti MyOutCallp paling diuntungkan dalam bisnis seperti iniBiasanya mereka meminta bagian 50 persen dari transaksi atau hampir Rp 70 juta.(pra/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal Penculikan WNI di Nigeria, Polri Minta Bantuan Interpol
Redaktur : Tim Redaksi