Gairahkan Perekonomian, Mentan Syahrul Yasin Limpo Kembangkan Agrowisata Sawah

Sabtu, 06 Maret 2021 – 15:13 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melakukan kunjungan sekaligus panen padi di lokasi agrowisata sawah Svarga Bumi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (6/3). Foto: Kementan.

jpnn.com, MAGELANG - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melakukan kunjungan sekaligus panen padi di lokasi agrowisata sawah Svarga Bumi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (6/3).

Kawasan spot foto baru di Kabupaten Magelang bertema hamparan sawah ini menjadi sumber ekonomi baru bagi masyarakat setempat utamanya petani.

BACA JUGA: Syahrul Yasin Limpo: Jangan Ada Kata Mundur, Kita Harus Fight 

"Saya kira ini langkah maju bahwa pertanian itu bukan hanya menghasilkan padi, jagung, kacang-kacang tetapi sebenarnya dengan penataan yang baik banyak akselerasi yang bisa kami intervensi jadikan potensi untuk mendapatkan tambahan lagi bagi masyarakat di sini. Contohnya di sini," ucap SYL saat kunjunganya ke kawasan Svarga Bumi Borobudur tersebut.

Dia menjelaskan saat ini pertanian menjadi sektor penopang perekonomian nasional sehingga terobosan-terobosan dengan menggabungkan pertanian dengan sektor lain misalnya parawisata menjadi sesuatu luar biasa menarik.

BACA JUGA: Gerakan Padat Karya, Terobosan Syahrul Yasin Limpo Memperkuat Perekonomian

Walaupun dikembangkan di lahan tidak begitu luas, bisa menjadi pilihan masyarakat untuk berwisata dan awal untuk membangun pusat perekonomian yang luas dari sektor pertanian.

"Ini tidak mengganggu komoditas yang ditanam bahkan ini akan menjadi bagian yang memberi energi, merangsang masyarakat untuk terus melakukan upaya-upaya yang ada agar pertanian sesempit apa pun sebenarnya bisa dilipatgandakan pendapatan masyarakat setempat," katanya.

BACA JUGA: 4 Agrowisata di Garut jadi Percontohan Daerah Lain

Mentan SYL meminta kawasan agrowisata Svarga Bumi Borobudur diduplikasi juga di daerah lain.

Menurutnya, kawasan agrowisata ini menjadi pilihan menarik bagi para anak muda untuk mempelajari dunia pertanian.

Dia menyatakan berawal dari wisata, makin banyak kaum milenial, dan masyarakat tertarik dengan sektor pertanian, bahkan menjadi kantong perekonomian baru yang menyejahterakan.

"Saya tentu saja berharap apa yang ada di kawasan ini, bisa menduplikasinya di tempat lain yang lebih banyak dan saya akan minta owner di sini untuk sama-sama merancang beberapa daerah yang lain," paparnya.

Lebih lanjut SYL menyatakan pengembangan agrowisata untuk mengangkat perekonomian ini juga sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa di tengah pandemi Covid-19 harus melakukan terobosan memperkuat ekonomi.

Oleh karena itu, Kementerian Pertanian (Kementan) pun memperkuat kerja sama lintas kementerian sehingga kawasan agrowisata menjadi ikon baru di sektor pertanian dan pariwisata.

"Melihat kawasan ini tentu menjadi kolaborasi menarik antara pertanian dan parawisata. Ke depan ini akan kami bicarakan lagi dengan Kementerian Parawisata. Perluas ke daerah lain terutama sentra pariwisata," jelasnya.

Owner Svarga Bumi Borobudur Putranto Cahyono mengapresiasi kunjungan Mentan SYL karena memiliki komitmen tinggi memajukan pertanian berbasis wisata.

Dia menjelaskan ada 3 nilai dari hadirnya agrowisata Svarga Bumi Borobudur di Kabupaten Magelang tersebut.

Pertama, ketahanan pangan di mana sawah tadah hujan diubah menjadi sawah produktif yang sebelumnya panen hanya 2 kali menjadi 4 kali.

Kedua, pemberdayaan masyarakat yaitu bekerja sama dengan petani di bawah Dinas Pertanian.

Pihak Svarga Bumi juga memberikan fasilitas bibit, pupuk, kepada petani di kawasan tersebut. Saat panen, semua hasil dari lahan pertanian diserahkan kepada petani juga.

“Ketiga, membangkitkan ekonomi kreatif yakni dulunya masuk ke sawah untuk bertani berkotor-kotor sekarang dilihat masuk kesawah bisa bermain, beredukasi dan berwisata," imbuhya.

Dirjen Tanaman Pangan Kementan Suwandi menambahkan agrowisata Svarga Bumi Borobudur merupakan kreativitas petani milenial bekerja sama dengan petani-petani menjadikan lahan persawahan yang ditata apik pada lahan tadah hujan seluas 3 hektare.

Pada lahan tersebut ditanami padi dengan dihiasi pernik-pernik yang serasi dengan alam, sehingga menjadi objek dan daya tarik wisata.

"Ini adalah bentuk perpaduan yang serasi antara sisi agro, sisi pariwisata dan kultur seni budaya setempat. Ini membuat wisatawan menyatu dengan alam, melepas kepenatan sehingga menjadi refresh dan segar, sekaligus bisa selfie-selfie," ucapnya.

Suwandi menjelaska agrowisata ini secara langsung menumbuhkan perekonomian rakyat dan petani sebagai pemilik lahan mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi. Pasalnya, hasil panen menjadi milik petani sepenuhnya.

Dia pun menegaskan pemerintah berkomitmen mereplikasinya ke daerah-daerah lain terutama destinasi wisata dan daerah pinggiran yang punya potensi.

"Sebab selain penghasilan ekonomi dari wisatanya, juga mengoptimalkan lahan. Lahan yang dulu hanya 1 sampai 2 kali tanam, menjadi 4 kali tanam," ucapnya.

Suwandi menambahkan manfaat lain yakni sebagai edukasi pada pengunjung, promosi efektif bagi produk pertanian, sekaligus menggerakkan bagi perekonomian wilayah, menciptakan lapangan kerja dan pendapatan petani.

Oleh karena itu, Kementan tentunya sebagaimana arahan Mentan SYL berkomitmen memajukan dan memperluas hadirnya agrowisata sawah ini.

"Oleh karena itu, kami fokus membantunya terutama d ibangun di lahan-lahan pertanian pinggiran kota besar sehingga perekonomian bangkit dan berputar dari desa," pungkas Suwandi. (*/jpnn)  

 


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler