jpnn.com, GRESIK - Kabar bahwa gaji guru tidak tetap di bawah standar sudah lama menggaung.
Nah, karena itu kalau masih ada yang tega memotong penghasilan mereka, tindakan itu sungguh sangat disesalkan. PGRI prihatin.
BACA JUGA: Kabar Gembira untuk Guru Honorer
Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Gresik Arief Susanto menyatakan prihatin mendengar keluhan guru-guru tidak tetap (GTT) di SMA Negeri 1 Kebomas.
Upah mereka dipotong sana-sini. Bahkan, ada yang sampai tersisa sekitar Rp 100 ribu saja.
BACA JUGA: Tebar Ribuan KIP, Jokowi Cuma Bilang Ini ke Ratusan Guru
Padahal, tegas Arief, saat ini saja gaji para GTT belum tergolong layak.
"Gaji GTT-PTT masih sangat kecil," katanya.
BACA JUGA: Gaji Telat Dua Bulan, Guru Non-PNS Mulai Resah
Karena itu, PGRI terus memperjuangkan nasib para GTT agar memperoleh imbalan yang layak.
Meski, status mereka belum pegawai negeri sipil (PNS).
Perjuangan PGRI itu dilakukan mulai tingkat kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional.
''Gaji (GTT-PTT, Red) masih di bawah UMK. Sementara mereka sudah mengabdi bertahun-tahun," ujarnya.
Menurut Arief, pengalihan tunjangan kesejahteraan GTT-PTT dari Pemerintah Provinsi Jatim untuk biaya operasional sekolah tidak bisa berlaku khusus di SMAN 1 Kebomas.
Namun, harus menyeluruh. Seharusnya bukan hanya di wilayah Gresik, tetapi juga SMA/SMK se-Jatim.
PGRI meminta Cabang Dispendik Wilayah Gresik melakukan klarifikasi ke sekolah-sekolah.
''Harus ada kroscek. Apakah kebijakan itu (pemotongan tunjangan kesejahteraan, Red) juga berlaku di SMA/SMK lain," imbuh Arief. (mar/c7/roz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dispendik Kembali Beri Janji untuk Guru Tidak Tetap
Redaktur & Reporter : Natalia