jpnn.com, GORONTALO - Kasus kematian mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo berinisial HS, pada Oktober saat mengikuti kegiatan pengaderan memasuki babak baru.
Polres Bone Bolango, Gorontalo melaksanakan penggalian mayat (ekshumasi) HS di pekuburan keluarga yang berlokasi di Desa Diloniyohu Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo.
BACA JUGA: Oknum ASN di Gorontalo Terlibat Kasus Penggelapan, Rugikan Korban Ratusan Juta
Kapolres Bone Bolango AKBP Muhammad Alli di Gorontalo, Kamis mengatakan proses ekshumasi dilakukan sejak pukul 10.00 hingga 12.00 WITA.
"Tujuan kegiatan ekshumasi untuk mengetahui apa yang terjadi dengan korban, apakah memang betul dia meninggal karena sakit atau meninggal karena ada hal lain," kata Kapolres.
BACA JUGA: Oknum ASN di Gorontalo jadi Tersangka, Langsung Ditahan, Ini Kasusnya
Selain untuk kepentingan Kepolisian, tujuan lain dari pelaksanaan ekshumasi adalah untuk memberikan bukti kepada pihak keluarga, agar mereka bisa mengetahui secara pasti, apa yang menjadi penyebab kematian almarhum HS.
Dalam proses ekshumasi itu, dokter ahli forensik menemukan ada gumpalan darah di bagian kepala HS, yang diduga akibat dari benturan.
BACA JUGA: 669 Rumah Subsidi di Gorontalo Terima Bantuan PSU dari Kementerian PUPR, Ini Lokasinya
Atas temuan itu tim forensik juga telah mengambil cairan dari bagian kepala, hati dan lambung untuk dilakukan pemeriksaan lebih dalam.
"Setelah ini, cairan yang diambil itu masih akan diperiksa, dan hasilnya nanti kita akan sampaikan kembali," kata Kapolres.
Ia mengatakan terkait insiden meninggalnya HS saat mengikuti pengaderan, pihak penyidik Satuan Reserse Kriminal Polres Bone Bolango sudah memeriksa sekitar 78 orang saksi yang terdiri dari 34 orang peserta pengaderan, 42 orang panitia pelaksana, serta dokter yang waktu itu menangani korban saat dibawa ke rumah sakit.
"Nanti setelah itu, baru kita akan lakukan pemeriksaan ulang terhadap panitia dari IAIN Gorontalo, yang kemudian nanti akan kita lakukan penetapan tersangka," katanya.
Selain personel Polres Bone Bolango, Polres Gorontalo dan dokter ahli forensik, pelaksanaan ekshumasi turut disaksikan oleh keluarga HS hingga pemerintah wilayah setempat.
Meskipun berlangsung aman dan lancar, proses ekshumasi mendapatkan pengamanan ketat dari pihak aparat Kepolisian gabungan. Tak heran kegiatan itu juga mengundang banyak warga yang sengaja datang untuk menyaksikan.
Untuk diketahui, proses ekshumasi sendiri adalah penggalian mayat atau pembongkaran kubur yang dilakukan demi keadilan oleh yang berwenang dan berkepentingan, yang selanjutnya mayat tersebut diperiksa secara ilmu kedokteran forensik.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean