jpnn.com, JAKARTA - Gerakan Aksi Mahasiswa Islam (Gamis) menilai Calon Presiden Prabowo Subianto tidak memiliki empati terhadap warga Palestina.
Mereka mengacu pada pernyataan Prabowo yang seolah tidak mempermasalahkan pemindahan kantor Kedutaan Besar Australia ke Yerusalem.
BACA JUGA: Beda Pendukung Jokowi-Maruf & Prabowo-Sandi Melihat Ekonomi
Kordinator Nasional Gamis Mahsyur Borut mengatakan, sikap ketua umum Partai Gerindra itu melukai umat Islam di seluruh dunia.
“Pada saat rakyat Palestina berjuang berkorban darah, korban jiwa terus berjatuhan tak terkira jumlahnya, justru Prabowo dengan enteng membuat pernyataan yang tidak berpihak pada penderitaan Palestina. Keberpihakan Prabowo atas Palestina nol besar,” kata Mahsyur, Rabu (28/11).
BACA JUGA: BI Larang Bank se-Indonesia Kasih Pinjaman ke Prabowo?
Menurut Mahsyur membela kemerdekaan Palestina hal yang tidak bisa ditawar lagi bagi Indonesia.
Dia menambahkan, sikap Presiden Soekarno pada 1962 sudah menjadi bukti keberpihakan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina.
BACA JUGA: Ratusan Driver Ojek Online Desak Prabowo Minta Maaf
Bahkan, sambung Mahsyur, isi pembukaan UUD 1945 sudah menegaskan sikap Indonesia terhadap segala bentuk penjajahan, termasuk di Palestina.
“Prabowo tidak paham bernegara dan tidak mengerti sejarah Palestina dan umat muslim. Konstitusi bangsa Indonesia mengamanatkan untuk menentang penjajahan dalam bentuk apa pun di atas dunia,” ujar Mahsyur.
Mahsyur menambahkan, Gamis akan menentang segala bentuk kezaliman terhadap umat Islam.
Menurut dia, dalam waktu dekat akan ada deklarasi Gamis di sejumlah kota besar seperti di wilayah Sumatera Barat, Kalimantan, Sulawesi Selatan (Makassar), DKI Jakarta, dan Jawa Barat.
Dia menjelaskan, pihaknya akan turun ke jalan dan melakukan deklarasi untuk meluruskan kesalahan berpikir seperti yang dilakukan Prabowo.
“Kami berpihak kepada umat muslim yang terzalimi dan berusaha memberikan pencerahan masyarakat yang jadi korban politik bernuansa agama padahal tujuannya hanya kepentingan politik sesaat,” tegas Mahsyur. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Analisis Erick Thohir soal Kemustahilan Indonesia Bubar 2030
Redaktur & Reporter : Ragil