jpnn.com, JAKARTA - SMK Model PGRI 1 Mejayan menggandeng PT INKA Group, Komatsu, Kubota, Polytron, dan D Tech Inovasi Indonesia.
Kepala SMK Model PGRI 1 Mejayan Sampun Hadam mengungkapkan pihaknya menargetkan omzet Rp 6,8 miliar pada Triwulan III dan IV Tahun 2022, serta Triwulan I dan II Tahun 2023.
BACA JUGA: Koleksi Luwur SMK NU Banat Laris Manis di MUFFEST+ 2022
Oleh karena itu, SMK Model PGRI I Mejayan menggandeng industri-industri besar dengan melakukan memorandum of understanding (MoU).
"Alhamdulillah, kami sudah MoU dengan sejumlah industri besar seperti PT INKA Group, Komatsu, Kubota, Polytron, dan yang baru dilakukan pada 11 Mei bersama D Tech Inovasi Indonesia," terang Sampun Hadam kepada media, Kamis (12/5).
BACA JUGA: Penutupan Big Bang Jakarta 2022 Jadi Kebangkitan Industri Pameran dan Konser Musik
Menurutnya, kerja sama ini sebagai wujud implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Project Based Learning. Wujud Real Project Based Learning, yaitu berani terima dan mengerjakan order.
Sampun menjelaskan order itu nanti dikerjakan bersama PT INKA Madiun sebagai pemberi order, dan D Tech Inovasi Indonesia selaku katalisator mengawasi serta menguji order para SMK.
BACA JUGA: Meksiko Berambisi Kuasai Industri Baterai, Kepentingan China Bisa Terganggu
Sementara itu, Dirjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Wikan Sakarinto yang menyaksikan langsung penandatanganan MoU di Politeknik Negeri Madiun, itu mengapresiasi respons cepat tanggap SMK Model PGRI 1 Mejayan untuk selalu menggandeng industri dalam sistem pendidikannya.
"Ini hebat. SMK Model PGRI 1 Mejayan akan mengerjakan 540 job order pembuatan kursi kereta eksekutif dari PT INKA Madiun, dan D Tech sebagai katalisatornya dengan nilai job Rp 5 miliar," ucap Wikan.
Untuk menunjang hal tersebut, Sampun Hadam menambahkan, pihaknya menyiapkan SDM unggul berkarakter, mampu bersaing baik dalam dan luar negeri dengan menciptakan sistem pendidikan berbasis skill passport.
Skill passport dimaksudkan sebagai panduan dan catatan bagi peserta didik dalam proses belajar dan berlatih untuk mencapai standar kompetensi/kompetensi dasar, yang keseluruhannya diperlukan sebagai syarat kelulusan.
"Melalui sistem pendidikan ini siswa bisa menyelesaikan materi pembelajaran sesuai kurikulum dalam kurun waktu dua tahun, sehingga ketika berada di kelas XII siswa bisa magang di SMK sesuai dengan budaya industri yang berlaku," bebernya.
Selain itu, lanjutnya, siswa bisa menyelesaikan skill passport lebih cepat sehingga magang juga lebih cepat
Sampun Hadam mengungkapkan SMK Model PGRI 1 Mejayan berhasil mendirikan badan usaha PT CCLE Inovasi tahun ini.
Melalui badan usaha ini, dia berharap bisa membantu SMK lain untuk mendapatkan legal bisnis dengan industri.
SMK Model PGRI 1 Mejayan juga menyiapkan produk-produk aneka desain mesin yang dikerjakan langsung menggunakan mesin modern mesin CNC oleh siswa jurusan Teknik Pemesinan sebagai support usaha SMK-SMK lain.
Tidak hanya sebatas produk-produk tentang machining, SMK Model PGRI 1 Mejayan juga membuat perabot-perabot untuk keperluan kafe-kafe modern, seperti, mesin penggiling kopi (coffee grinder, drip coffee maker, moka pot, mesin kopi espresso), peralatan memasak, dan sebagainya.
"Kami juga menjalankan program program pendidikan seperti Kelas Jepang yang telah mengirimkan 20 siswa bekerja di Jepang. Juga program fast track yang mana 24 mahasiswa fast track semuanya berasal dr SMK Model," pungkas Sampun Hadam. (esy/jpnn)
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Mesyia Muhammad