Gandeng Makaradhvaja, Trah HB II Gagas Pusat Studi Naskah Kuno

Senin, 27 September 2021 – 21:29 WIB
Ahli Filologi dan Pendiri Rumah Studi Jawa Makaradhwaja, KRT Manu J Widyaseputra (kanan). Foto: dokumen pribadi

jpnn.com, YOGYAKARTA - Juru bicara Trah Sultan Hamengkubuwono II, Fajar Bagoes Poetranto mengatakan penelitian dan informasi tentang naskah Jawa kuno klasik abad 16-18 masih rendah.

Menurut Fajar, hal itu dikarenakan kurangnya orang yang berkecimpung dalam hal tersebut.

BACA JUGA: Terowongan Kuno Ditemukan Dekat Stasiun Bogor, Konon Tersambung ke Beberapa Tempat

Selain itu, keberadaan naskah Jawa kuno saat ini tersebar di masyarakat, museum-museum, maupun perpustakaan nasional.

Namun, kondisi naskah-naskah yang tersebar di masyarakat dalam keadaan rusak dan tidak terpelihara dengan baik.

BACA JUGA: Ada Penemuan Sumur Kuno dari Abad ke 14 di Kediri, Manfaatnya Luar Biasa

 

Selain itu, banyak naskah kuno klasik di Indonesia yang saat ini belum diketahui lokasi pastinya. Bahkan, berada di negara lain seperti Belanda, Perancis, Jepang, India dan Inggris.

BACA JUGA: Jejak 63 Spesies Tumbuhan Era Jawa Kuno Terungkap di Relief Borobudur

"Di Belanda ada, tetapi bentuknya bukan naskah kuno, lebih ke klasik. Kalau yang kuno itu ada di London," kata Fajar Bagoes dalam keterangan tertulisnya, Senin (27/9).

Naskah tersebut belum diteliti salah satu Kanjeng Kiai Serat Suryorojo digubah Sultan Hamengkubuwana II yang memaparkan masalah Pedoman Kenegaraan untuk Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan diuraikan dalam bentuk naratif v?racarita.

Bagoes pun pun berencana menggandeng Rumah Studi Jawa Makaradhvaja untuk meneliti naskah kuno tersebut.

Rumah Studi Jawa Makaradhvaja mengembangkan Pusat Skriptorium naskah klasik kuno dari abad 16 sampai dengan abad 18.

Untuk membaca naskah kuno itu, lanjut Bagoes, akan ada pembelajaran secara umum dalam waktu dekat.

Sementara itu, Ahli Filologi KRT Manu J Widyaseputra, mengatakan naskah-naskah yang akan dipelajari dan diterjemahkan antara lain Serat Keramat Kangjeng Kyai Suryorojo, Babad Sepei, Babad Segaluh.

Babad Sengkala ,Babad Giyanti Brangtakusuman, Serat Arjunawijaya, Serat Ramabadra Jawi, Serat Beksan Menak Mangkarawaten, Serat Srimpi Jemparingan.

"Ada Serat Bedhaya Tunjung Anom, Serat Menak Brangta, Serat Ménak Rengganis, Serat Menak Ganggamina-Ganggamurti," ujar KRT Manu J Widyaseputra.

Menurut Manu yang juga pendiri Rumah Studi Jawa Makaradhvaja ini, peminat untuk baca dan mengerti naskah kuno itu banyak dari luar negeri. 

"Jepang mau belajar baca dan menerjemahkan naskah kuno, tetapi mereka bingung kemana belajarnya," tuturnya. (genpi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler