Gandeng Mitsui, Pertamina Jajaki Penerapan Teknologi CCUS di Indonesia

Kamis, 07 April 2022 – 16:12 WIB
Direktur Strategi, Portofolio & Pengembangan Bisnis Pertamina Iman Rachman bersama dengan Presiden Direktur Of Mitsui Indonesia, Shinichi Kikuchihara menunjukkan dokumen usai melakukan penandatanganan JSA Signing Ceremony “CCUS Technology Implementation In Central Sumatra Area” antara Pertamina Persero dengan Mitsui & Co LTD yang diselenggarakan di Gedung Grha Pertamina, Jakarta pada Rabu (6/4/2022). Foto Pertamina

jpnn.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mempertegas komitmennya dalam mendukung penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dengan menggandeng Mitsui & Co.

Kerja sama itu dilakukan untuk mengkaji penerapan teknologi Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS) di wilayah Sumatera Tengah, Indonesia.

BACA JUGA: Terungkap Penyalahgunaan BBM Bersubsidi, Pertamina Keluarkan Respons Tegas

Kesepakatan kerja sama itu dilakukan pendandatangan Joint Study Agreement (JSA) oleh Direktur Strategi, Portofolio, & Pengembangan Usaha (SPPU) Pertamina Iman Rachman dan General Manager of Sustainable Energy Development Division, Energy Business Unit I, Mitsui & Co Yasuchika Maruyama.

Penandatangan itu disaksikan oleh President Director of PT Mitsui Indonesia Sinichi Kikuchihara di Grha Pertamina, Jakarta, Rabu (6/4).

BACA JUGA: Masukan Mufti Anam DPR Untuk Pertamina soal Distribusi Solar

Direktur Strategi, Portofolio, & Pengembangan Usaha (SPPU) Pertamina Iman Rachman mengatakan kesepakatan ini bertujuan untuk melakukan studi kelayakan penerapan teknologi CCUS di Sumatera Tengah, Indonesia.

Hal tersebut untuk menjajaki kemungkinan membangun kemitraan strategis jangka panjang dalam pengembangan dekarbonisasi mencapai target transisi energi.

BACA JUGA: Kabar Baik dari Pertamina soal BBM Bersubsidi

Menurut dia, untuk mendapatkan hasil kajian yang lebih komprehensif, Pertamina dan Mitsui akan melakukan penelitian teknologi penangkapan, pemurnian, dan penyimpanan CO2 sesuai kapasitas.

Selain itu, penetapan dan pemetaan sumber emisi CO2 di sekitar lokasi penyimpanan atau pemanfaatan CO2, potensi penerimaan CO2 dari daerah lain, hingga rencana pengembangan hub, dan cluster CCS/CCUS untuk mendapatkan bisnis baru.

Adapula transportasi CO2 melalui pipa, truk, dan kapal dari sumber emisi ke lokasi dengan kombinasi yang paling efisien.

Dia berharap kolaborasi dalam studi itu bisa mengidentifikasi bisnis potensial bagi Pertamina dan Mitsui di industri energi ke depannya.

"Di era transisi energi, Pertamina dan industri lain harus melakukan segala upaya untuk mengurangi dan memitigasi emisi karbon ke atmosfer agar perubahan iklim tetap terkendali," ungkapnya.

"Regulasi, izin, dan dukungan pemerintah serta kerja sama para pemangku kepentingan akan menjadi faktor kunci keberhasilan program CCUS ini,” sambung dia.

Hal senada disampaikan General Manager of Sustainable Energy Development Division, Energy Business Unit I, Mitsui & Co. Yasuchika Maruyama.

Dia menyambut hangat kolaborasi tersebut bisa mempererat hubungan baik antara Mitsui dan Pertamina, tetapi juga antara Indonesia dan Jepang.

Menurut Maruyama, Indonesia merupakan salah satu produsen migas terkemuka di Asia.

Sejumlah lapangan migas yang memasuki fase penurunan produksi diharapkan dapat digunakan kembali.

Sementara Mitsui bisa memanfaatkan pengetahuan dari proyek-proyek CCUS di UK dan negara lain.

Dia berharap keduanya akan menciptakan rantai nilai CCUS di Asia Pasifik.

"Kami berharap bersama Pertamina dapat mengembangkan proyek CCUS yang hemat biaya dengan memanfaatkan keunggulan yang ada dalam bentuk sinergi," ujarnya.

Diketahui, Pertamina terus aktif berkontribusi mendukung komitmen Pemerintah Indonesia menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29% pada 2030 atau 41% dengan dukungan internasional.

Pengembangan bisnis CCUS menjadi salah satu inisiatif mendukung dekarbonisasi dan solusi teknologi Enhance Oil/Gas Recovery (EOR/EGR) dalam meningkatkan produksi migas di Indonesia.

"Penerapan teknologi CCUS ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi penurunan emisi Gas Rumah Kaca, tetapi juga memiliki manfaat finansial untuk ekonomi karbon yang inklusif," kata Iman. (mrk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hebat, Chickin Indonesia, Startup Jebolan Pertamina Masuk Daftar Forbes Under 30


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler