jpnn.com, JAKARTA - Bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo merespons keluhan para pelaku UMKM hingga pedagang pasar tradisional yang usahanya terganggu kehadiran perdagangan online.
Salah satu yang menjadi perhatian saat ini adalah kemunculan TikTok live shop serta maraknya artis turut berjualan secara daring.
BACA JUGA: Harapan Besar Kiai dan Santri Pasuruan kepada Ganjar, Semoga Amanah
Ganjar mengatakan untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah mesti melindungi pedagang di pasar tradisional, tetapi solusinya bukan dengan serta merta mematikan TikTok live shop atau melarang artis berjualan.
Menurutnya, negara tidak bisa melarang usaha seseorang yang tidak melanggar hukum. Namun negara bisa mengatur agar aktivitas seseorang tidak menganggu pihak lain.
BACA JUGA: OSO Merespons Wacana Duet Ganjar-Prabowo di Pilpres 2024
"Kalau artis jualan sembako itu oke apa tidak? Ya okelah. Itu hak dia berjualan masak kita larang. Negeri ini tidak bisa melarang, yang bisa dilakukan adalah mengatur," ujar Ganjar dalam Podcast Merry Riana yang ditayangkan Jumat (22/9).
Sosok pria berambut putih itu mengatakan ada tiga hal yang harus dilakukan oleh pemerintah. Pertama, pendekatan filosofis yakni melindungi pedagang kecil.
BACA JUGA: Ganjar Berkomitmen Hadirkan Layanan Mental Health di Kampus dan Puskesmas
Lalu yang kedua, pendekatan sosiologis yakni mencermati akar permasalahan dan mencari solusi untuk membereskannya.
"Ini disrupsi sedang terjadi, dan ini soal sosiologis. Maka segera upskilling cepet, pemerintah harus turun tangan mengundang mereka ayo duduk bareng," kata Ganjar.
Proses duduk bersama harus benar-benar terbuka dan pemerintah harus mampu mendengarkan aspirasi dari berbagai pihak.
"Kita edukasi UMKM agar siap bersaing, karena kalau melarang artis berjualan kok sadis ya. Tidak semua artis itu kaya. Kita lagi belain mereka soal IP, soal royalti, soal karya mereka, kalau karya dibajak kasihan," kata Ganjar.
Setelah pendekatan filosofi dan sosiologi itu kemudian yang mendasari kemunculan regulasi.
"Cara yang paling bagus adalah mendengarkan mereka semua. Sehingga representasinya itu akan betul-betul mewakili sampai membuat regulasi. Jadi, filosofi, sosiologis baru regulasi," pungkas Ganjar. (cuy/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ganjar Memperkenalkan Aplikasi GMRS, Jateng Hemat Rp 1,2 Triliun
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan