jpnn.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memutuskan menutup tempat-tempat hiburan dan destinasi wisata di wilayah yang dipimpinnya tersebut.
Hal tersebut disampaikan Ganjar setelah kembali menggelar rapat terbatas dengan jajarannya pada Senin (16/3).
BACA JUGA: Ganjar Memastikan Screening Covid-19 di Rumah Sakit Gratis!
Ganjar mengatakan dalam kasus COVID-19 ini yang penting dan utama diselamatkan adalah manusia.
Dia berasumsi, jika manusia yang diselamatkan, perekonomian bisa dihidupkan. Tapi jika hanya perekonomian yang jadi fokus, semuanya akan mati.
BACA JUGA: 8 Instruksi Ganjar untuk Warga Jateng demi Mencegah Wabah Virus Corona
"Kami putuskan semua tempat hiburan ditutup karena kemungkinan persebaran di sana sangat tinggi," kata Ganjar.
Untuk persoalan pajak, selanjutnya Ganjar bakal melakukan koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Para Menteri Langsung Periksa Kesehatan, Sekolah Diliburkan, PNS Libur?
Sebagaimana diketahui, salah satu pendapatan asli daerah berasal dari pajak tempat hiburan.
Selain tempat hiburan, sektor yang telah ditutup adalah sebagian destinasi wisata. Sampai saat ini ada 40 destinasi wisata yang ditutup dan berada di 11 kabupaten/kota.
Sebelas kabupaten/kota itu di antaranya, Kota Surakarta, Wonogiri, Sragen, Karanganyar, Kota dan Kabupaten Semarang. Ada juga destinasi di Kabupaten Magelang, Klaten dan Kabupaten Banyumas.
Menurut Ganjar, sejak awal merebaknya virus corona memang memengaruhi kunjungan pariwisata di Jawa Tengah sehingga terus menurun.
"Ini jauh lebih penting untuk mencegah dengan baik. Untuk wisatawan lokal tingkat kunjungannya turun mencapai 72,49 persen, dan 88,46 persen penurunan untuk wisatawan asing," katanya.
Sepinya tempat-tempat hiburan dan destinasi wisata itu, juga berdampak pada turunnya tingkat keterhunian atau okupansi hotel di sejumlah wilayah.
Karena itu, lanjut Ganjar, banyak hotel yang minta dispensasi energi dan BBM.
"Mereka butuh bantuan listrik dan BBM. Energi ini kan cukup tinggi bagi mereka maka mereka butuh keringanan. Sekarang tingkat hunian hotel turun 11,77 persen dan rata-rata menginap turun 0,6 persen dari 1,36 ke 1,3 persen," katanya. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia