Ganjar Curhat ke SBY

Pembatalan Pengembangan Bandara Ahmad Yani

Sabtu, 15 Maret 2014 – 06:12 WIB

jpnn.com - TAMBAK LOROK - Pembatalan pengembangan Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang sepertinya membuat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tidak tenang. Orang nomor satu di Jateng itu pun curhat tentang kekecewaannya terhadap Menteri BUMN Dahlan Iskan kepada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

 

Ganjar mengatakan, sejak 2004 pengembangan bandara sudah mulai dikerjakan. Karena dinilai sangat mendukung peningkatan perekonomian rakyat. Hanya saja, saat bertemu dengan Menteri BUMN Dahlan Iskan, kata Ganjar, pihaknya mendapat kabar yang tidak mengenakkan. Yakni, meminta pengembangan bandara dihentikan dan dimulai dari nol.

BACA JUGA: Honorer K2 Ancam Golput

"Dalam pengembangan, lelang satu dan dua masih dalam proses penyelesaian antara TNI AD dan Angkasa Pura. Tapi saat kita melapor ke BUMN, justru mendapat kabar yang mengecewakan. Pak menteri minta agar pengembangan bandara dimulai dari nol," ujar gubernur di hadapan Presiden SBY saat memberi sambutan di acara groundbreaking pipa transmisi gas bumi bawah laut Kalimantan - Jawa tahap I (Kepodang - Tambak Lorok), di kawasan PLTG Tambak Lorok, Semarang Jumat (14/3) kemarin.

BACA JUGA: Riau Diselimuti Asap, Gubernur Riau Izin Cuti Kampanye

Ganjar meminta kepada Presiden SBY agar tetap memberikan support atas pembangunan Bandara Ahmad Yani. "Fasilitas sisi udara (Bandara Ahmad Yani, Red.), yakni stabilisasi tanah untuk apron dan exit way telah mencapai 100 persen, sedangkan fasilitasi dari sisi darat masih terkendala," kata Ganjar.

Menurut Ganjar, belum dilaksanakannya proyeksi tahap I, II, dan III pengembangan Bandara Ahmad Yani karena antara PT Angkasa Pura I dan TNI AD, khususnya Komando Daerah Militer (Kodam) IV/Diponegoro masih dalam proses penyelesaian perjanjian. Jika itu selesai, maka sebetulnya tinggal jalan.

BACA JUGA: Honorer K2 Maunya CPNS, Bukan PPPK

"Katanya, bandarane ki nek elek jane yo ora, ning ngisin-isini (bandaranya itu sebenarnya tidak jelek, tetapi memalukan)," katanya disambut tawa hadirin.

Menanggapi curhatan Ganjar, SBY menyatakan dukungannya terkait semua proyek pembangunan di Jawa Tengah. "Akan saya sampaikan kepada para menteri, jangan sampai ada yang mandek, terhenti. Saya dukung penuh, pemerintah pusat akan memberikan bantuan yang diperlukan," ujarnya.

Presiden yang masa jabatannya segera berakhir pada bulan Oktober 2014 ini, pun membalas dengan curhatan. Merasa sebentar lagi tidak menjabat kepala negara, dia berpesan kepada para penggantinya nanti untuk meneruskan semua program pembangunan yang belum terselesaikan.

"Ini tahun terakhir saya memimpin negeri ini. Saya ingin sampaikan dari hati saya, pembangunan ini bisa berlanjut ke depan dan bisa bermanfaat bagi rakyat. Tanggal 28 Oktober nanti sudah ada pengganti saya. Pagi saya masih menjabat, tapi siang hari sudah berakhir. Siapa pun presidennya nanti, harus bisa melanjutkan pembangunan, memperbaiki yang kurang," pesannya.

"Dan kita berikan dukungan penuh presiden baru nanti supaya bisa bekerja lebih baik, efektif dan berhasil. Leader itu come and go (datang dan pergi). Pemimpin lama akan turun dan pemimpin baru akan melanjutkan visi negara ini. Saya berharap rakyat bisa memilih pemimpin yang baik," tandasnya.

Dikatakan SBY, pembangunan itu yang dituju kesejahteraan rakyat, be never ending goal, dari generasi ke generasi. Banyak ukuran untuk mengukur kualitas hidup, salah satunya indeks pendapatan manusia atau kesejahteraan, pendidikan, dan kesehatan.

"Itu yang paling basic, tapi ketiga faktor itulah yang penting. Ekonomi harus terus tumbuh, lapangan pekerjaan selalu tercipta dan kita ingin pengangguran semakin berkurang. Itu sebetulnya adalah konsep dasar dalam pembangunan ini. Indonesia akan mengalami penambahan penduduk dan ketiga faktor itu harus mengimbanginya," katanya.

MP3I (Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia), lanjut SBY, yang menyusun adalah semua elemen dan stakeholder, para pemimpin dunia usaha baik negeri maupun swasta. Mulai 2011 sampai 2025, sasarannya Rp 4 ribu triliun.

"Sampai saat ini yang sudah kita keluarkan Rp 825 triliun. Sementara dari Rp 4 ribu triliun sasaran kita, pemerintah hanya mampu mengalokasikan 25 persen, pihak swasta dan BUMN hanya mampu 30 sampai 40 persen, selebihnya kita bermitra dengan negara-negara lain," ujarnya.

"Partnership dengan swasta dan BUMN, roda pembangunan akan bergerak efektif. Saya minta kepala daerah menjalankan ini. Karena akan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Ketika program ini berjalan, rakyat dan pers bisa melakukan pengawasan baik yang di tingkat pusat maupun daerah," imbuhnya.

Menteri ESDM Jero Wacik menambahkan, perluasan airport atau bandara memang harus dilakukan. Karena untuk memajukan perekonomian suatu wilayah. "Airport harus diperluas, tidak ada lagi istilah koordinasi-koordinasi, ini demi pertumbuhan ekonomi," terangnya.

Curhat Ganjar kepada SBY diapresiasi positif oleh Wakil Ketua Komisi D DPRD Jateng, Sasmito. Menurut Sasmito, gubernur memang harus melakukan itu, agar rencana pengembangan bandara Ahmad Yani bisa dilanjutkan. "Curhat atau komunikasi, memohon seperti itu harus dilakukan oleh gubernur agar presiden tahu kebutuhan Jawa Tengah," kata politisi dari Partai Golkar ini.

Menurut Sasmito, pengembangan Bandara Ahmad Yani memang harus dilaksanakan, sebagaimana yang telah direncanakan selama ini. Karenanya, adanya keputusan tentang pembatalan pengembangan bandara adalah keputusan yang keliru.

"Dalam pengembangan Bandara Ahmad Yani itu jangan hanya dilihat dari aspek"untung dan rugi saja. Kalau hanya melihat dari sisi itu, maka nantinya tidak akan ada pembangunan," kata Sasmito.

Dia mengatakan, untuk pengembangan Bandara Ahmad Yani ini hendaknya juga dilihat dari sisi aspek politik dan juga kebutuhan. Bandara Ahmad Yani Semarang adalah bandara yang berada di Provinsi Jateng, dan Jateng juga termasuk etalasinya Indonesia, mengingat masih berada di satu pulau dengan DKI, ibu kota Indonesia. Dengan melihat aspek ini, kalau "kondisi bandara sangat buruk maka hendaknya segera diperbaiki.

"Kalau alasannya memberatkan keuangan negara, saya kira tidak. Pengembangan bandara itu hanya dibutuhkan anggaran Rp 1 triliun, sementara APBN 2014 mencapai 1.800 triliun. Jadi Rp 1 trilian itu angka kecil," ujarnya.

Apalagi, kata Sasmito, rencana pengembangan bandara ini sudah dirancang sejak lama. Bahkan Pemprov Jateng dan Pemkot Semarang juga sudah mengeluarkan banyak uang dari APBD untuk mendukung pengembangan bandara itu. Jalan baru untuk menuju bandara juga sudah dibangun. Semua itu akan sia-sia kalau tidak dilanjutkan. (zal/saf/jpnn/aro/ce1)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nabire Rusuh, Polisi Bentrok dengan Warga


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler