jpnn.com, KARANGANYAR - Telaga Madirda di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, menjadi surga wisata alam baru yang mulai dikelola dengan baik oleh warga sekitar.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta pengelolaan kawasan tersebut tetap mempertahankan pesona alam dan banyaknya sumber mata air di tempat dengan ketinggian 1050 MDPL tersebut.
Salah satu caranya adalah memperbanyak menanam merawat pohon dan melakukan konservasi di kawasan Telaga Madirda.
"Ini salah satu mata air yang ada di desa Berjo Ngargoyoso Karanganyar. Mata air yang bagus, masih tradisional, cuma dikasih pipa dan disalurkan ke warga desa ini dan desa lain yang memanfaatkan," kata Ganjar yang mengikuti kegiatan menanam pohon bersama warga setempat di sela kunjungannya pada Sabtu (13/3)
BACA JUGA: Dusun Bulu akan Disiapkan jadi Lokasi Wisata Alam, Ini Saran dari Pak Ganjar
Saat ini terdapat enam mata air besar di Telaga Madirda. Tempat itu baru dikelola menjadi tempat wisata alam secara komersial oleh warga setempat sejak tujuh bulan lalu.
Pemerintah setempat juga pernah menjadi kawasan ini menjadi tempat tempat karantina pasien Covid-19 pada Mei sampai Juni 2020.
BACA JUGA: Di Hadapan Luhut, Ganjar Menyatakan Siap jadi Mandor
"Telaga Madirda ini kemarin viral untuk isolasi mandiri di Kabupaten Karanganyar. Tempat Ini bagus sekali maka kami minta ini dikelola makin hari manajemen makin baik," sambung Ganjar.
Dia meminta pengelola berkomunikasi dengan perguruan tinggi seperti UNS untuk membuat konsep wisata menarik.
Sementara itu Kepala Desa Berjo Suyitno mengharapkan kehadiran Ganjar di Telaga Madirda bisa menjadi dorongan untuk masyarakat Karanganyar ikut merawat kawasan tersebut.
Terutama bersama merawat Gunung Lawu dan Karanganyar karena Telaga Madirda adalah sumber air dari kabupaten tersebut.
"Kawasan ini masih membutuhkan pemikiran dan perhatian bersama, baik pemerintah maupun teman-teman yang ada di Kabupaten Karanganyar," katanya.
Suyitno menambahkan areal Telaga Madirda memiliki luas sekitar 3,5 hektare. Sementara tiga hektare lain di sekitarnya akan digunakan untuk konservasi alam dan fasilitas pendukung wisata alam Telaga Madirda.
"Semua pengelolaan ini kami serahkan ke Bumdes. Kalau telaganya sendiri sudah ada sejak dulu, baru dikomersilkan sejak tujuh bulan lalu," pungkasnya. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia