jpnn.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memeriksa sejumlah puskesmas dan rumah sakit di Kota Semarang yang sedang melakukan vaksinasi pada Senin (18/1).
Selain memberikan semangat kepada tenaga kesehatan, Ganjar juga memeriksa kesiapan fasilitas kesehatan itu apabila dilakukan percepatan vaksinasi.
Sejumlah fasilitas kesehatan yang dikunjungi Ganjar adalah Puskesmas Kagok, RSND Undip, Puskesmas Rowosari dan RS Bhakti Wira Tamtama Kota Semarang.
Di tempat-tempat itu, Ganjar menyapa sejumlah tenaga kesehatan yang sedang melaksanakan vaksinasi.
BACA JUGA: Gubernur Ganjar Kirim Tim Khusus Bantu Korban Gempa di Sulbar
"Semangat ya, nggak terasa apa-apa kan? Semoga panjenengan semua sehat," sapa Ganjar setiap bertemu tenaga kesehatan yang divaksin.
Salah satu tenaga kesehatan yang divaksin, dr. Andika Gunadharma mengatakan sangat bangga mendapat dukungan langsung dari Ganjar. Dukungan itu, menurutnya, sangat berarti dan membuat semangat semakin meninggi.
BACA JUGA: Ganjar Takjub dengan Alam di Desa Margoyoso
"Senang sekali didatangi Pak Gubernur, apalagi diberi semangat. Semoga ikhtiar ini bisa membuat semua teman-teman Nakes sehat dan bisa melaksanakan tugasnya menolong masyarakat melawan Covid-19," katanya.
Ganjar sendiri menegaskan bahwa proses vaksinasi tahap pertama untuk tenaga kesehatan di Jateng berjalan lancar.
Hanya saja, Ganjar melihat masih ada hal yang harus dievaluasi, yakni lamanya proses vaksinasi berlangsung.
"Sebenarnya ini bisa dilakukan percepatan-percepatan. Misalnya sistemnya bisa lebih disederhanakan, pengisian administrasinya bisa disederhanakan agar bisa lebih cepat," ucapnya.
Memang saat ini lanjut Ganjar, sistem hanya membatasi 45 orang divaksin di satu lokasi dalam sehari.
Namun, kebijakan terbaru dari Kemenkes, layanan kesehatan boleh melakukan penambahan, yakni 50 orang untuk Puskesmas dan 200 orang di rumah sakit.
"Tinggal nanti dari daerah dan pusat menyesuaikan saja datanya. Maka kalau ada 500.000 data yang segera disampaikan dari pusat ke seluruh daerah, saya minta verifikasinya bisa dipercepat," jelasnya.
Kalau sistem yang dipakai saat ini dinilai terlalu rigid, maka Ganjar mengusulkan ada langkah-langkah yang diambil. Misalnya menyiasati dengan data manual atau cara lainnya yang lebih praktis.
"Bisa tidak disiasati misalnya kita terima manual dulu terus diinput ke data pusat, mungkin tidak dengan exel cukup, lalu diinput agar datanya kredibel tapi tidak mengganggu proses percepatannya," terangnya.
Dari hasil pemeriksaannya, Ganjar menegaskan secara sarana prasarana seluruh faskes tersebut bisa didorong untuk melakukan percepatan. Sumber daya manusia sebagai vaksinator juga sudah ada dan semua siap bertugas.
Dengan percepatan itu, maka target awal vaksinasi tahap pertama untuk Nakes selesai akhir Februari, Ganjar menargetkan awal Februaruari atau paling lambat pertengahan Februari semuanya sudah selesai.
"Semuanya bisa untuk dilakukan itu (percepatan). Saya tanya dokter kalau sehari nyuntuk 60 orang katanya juga masih oke, karena vaksinasi ini sama dengan imunisasi lainnya. Artinya sebenarnya ini bisa dipercepat, agar semua nakes kita lebih cepat divaksin dan mereka bekerja dengan aman dan nyaman," pungkasnya. (flo/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Natalia