jpnn.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengumpulkan sebanyak 7.810 kepala desa (kades) beserta perwakilan perangkat desa di GOR Jatidiri, Gajahmungkur, Kota Semarang, Senin (5/6).
Dalam kesempatan tersebut, Ganjar membahas program-program percepatan penurunan angka kemiskinan ekstrem kepada seluruh kades untuk mengejar target di akhir masa jabatan.
BACA JUGA: KST Dukung Ganjar Beri Bantuan Kompresor dan Dongkrak Untuk Sopir Truk di Karawang
“Saya mencoba untuk mengonsolidasikan seluruh program karena banyak level yang ada di desa punya peran penting. Maka tadi saya sampaikan,” kata Ganjar dalam siaran persnya.
Ganjar menggulirkan banyak program untuk percepatan-percepatan tersebut di desa. Mulai dari pemanfaatan APBD, bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), jambanisasi, air bersih, hingga listrik gratis.
BACA JUGA: Ganjar Pranowo jadi Magnet Kuat untuk Parpol
Terlebih Ganjar juga telah berkolaborasi dengan Baznas dan CSR perusahaan swasta untuk menggenjot penurunan kemiskinan ekstrem dari dana non-APBD.
“Kita masuk pada slot-slot yang mana partisipasi masyarakat bisa dibuka ruang sebanyak-banyaknya. Ada Baznas, CSR, filantrop, pada kelompok-kelompok masyarakat yang kemarin terjun dan bahkan mereka datang ke desa-desa,” kata dia.
BACA JUGA: Sukarelawan Orang Muda Ganjar Sumbar Gelar Pengecekan Kesehatan Gratis di Padang
Selain mengejar target penurunan angka kemiskinan ekstrem, Ganjar juga mengingatkan para kades soal angka stunting yang menjadi perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Gubernur Jateng dua periode itu tak memungkiri pandemi Covid-19 berdampak kuat pada kenaikan angka kemiskinan dan masalah lain.
Sehingga diharapkan momen ini menjadi batu loncatan untuk menyelesaikan persoalan.
“Kita enggak boleh menyerah, nah waktu pendek inilah dengan teman-teman kades kami ajak untuk bekerja sama melakukan sebuah percepatan,” katanya.
Ganjar menuturkan sejak 2013 hingga akhir 2023 telah menggelontorkan lebih dari Rp 8,4 triliun bantuan keuangan untuk desa.
Adapun pada 2023, total bankeu desa yang dikucurkan sebanyak Rp 1,7 T.
Salah satu contoh yang diberikannya kepada para kades adalah Desa Sepakung. Berkat kreativitasnya, desa itu kini menjadi desa digital karena kreativitas pengelolaan di desanya.
“Mereka yang dulu betul-betul desa yang tidak ada internet, karena kreativitas desanya dia beli bandwith dari provider, kemudian dikelola oleh BUMDes, kemudian dijual kepada masyarakat dan hari ini luar biasa, prrkembangan bagus, wisatawan datang banyak sekali. Ini salah satu contoh,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Ganjar juga menuturkan akan kembali melakukan live in untuk memantau dan berinteraksi langsung dengan warga. Ganjar berharap masalah yang ditangani lebih tepat sasaran.
“Makanya hari ini saya kumpulkan kawan-kawan kades, ini waktunya saya mau kejar mohon kerja samanya. Mohon bantuannya untuk coba didorong,” tegasnya.
Turut hadir dalam acara bersama kades se-Jateng antara lain Kajati Jateng I Made Suanarwan, Kabinda Jateng Brigjen TNI Sulaiman, Perwakilan Polda Jateng dan Kodam IV Diponegoro, serta jajaran kepala OPD Jawa Tengah.
Ganjar berhasil menurunkan angka kemiskinan hingga 3,51 persen. Dari yang semula 4,8 juta penduduk miskin pada 2013 menjadi 3,8 juta penduduk di 2022.
Bahkan pada Maret 2022, jumlah penduduk miskin turun 102,6 ribu orang dibandingkan dengan September 2021 dan turun 290,48 ribu orang dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Di bawah kepemimpinan Ganjar, angka stunting di Provinsi Jateng turun lebih dari 50 persen selama empat tahun terakhir. Di 2018, angka stunting di Jateng sebesar 24,4 persen dan pada 2022 lalu, hanya tersisa 11,9 persen. (cuy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SMRC: Ganjar Pranowo Ungguli Prabowo-Anies di Kalangan Pemilih Kritis
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan