jpnn.com, LAMPUNG - Ganjar Milenial Center (GMC) Provinsi Lampung menggelar Sekolah Milenial Anti Korupsi di D'Acai Cafe, Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara, Lampung, Jumat (9/12).
Koordinator Wilayah GMC Lampung Rico Kiat Sanjaya mendorong pemuda-pemudi Lampung untuk menjawab tantangan besar pada masa depan terkait kemandirian bangsa, khususnya edukasi dalam memberantas korupsi di Indonesia.
BACA JUGA: Milenial Pendukung Ganjar di Sumut Sosialisasikan Sikap AntiKorupsi Kepada Siswa di Medan
"Kemandirian bangsa harus ditunjukkan dengan semangat perubahan. Kami mengajak generasi muda untuk mewujudkan Indonesia bebas korupsi, dimulai dari Lampung," ujar Rico.
Keterlibatan anak muda dalam gerakan antikorupsi penting diterapkan sejak dini.
BACA JUGA: Erick Thohir Dinilai Figur Cawapres yang Paling Kompeten di Pilpres 2024
Mulai dari hal-hal kecil yang terjadi dalam kehidupan generasi muda, seperti tidak mencontek, disiplin saat masuk sekolah dan lainnya.
"Kami ingat betul pesan ayah Ganjar untuk menanamkan integritas dalam diri, karena kelak kita sebagai penerus bangsa akan jadi pemimpin, semoga ini awal yang bagus untuk kami semua," tutur Rico.
BACA JUGA: Pembangunan IKN Makin Masif, Jumlah Pengunjung Mal di Balikpapan Superblock Melonjak
"Menurut kami, upaya terbaik dalam memberantas korupsi adalah dengan cara melakukan pencegahan dini. Sebagai contoh yakni, sosok Ayah Ganjar yang selama ini menjadi tauladan kami, telah menerapkan praktik sekolah antikorupsi ini di Jawa Tengah," lanjut Rico.
Dalam program yang baru dirilisnya, Ganjar Pranowo telah memproyeksikan Pati sebagai Kabupaten pertama di Indonesia yang seluruh desanya memiliki program antikorupsi.
Hal itu dimaksud untuk mendorong pelayanan terhadap masyarakat yang semakin baik, transparan dan akuntabel.
"Bahkan baru kemarin, ada beberapa contoh pedesaan yang menerapkan wilayah antikorupsi di Kabupaten Pati Jawa Tengah, itu yang kami ambil dari sosok Ayah Ganjar," ujarnya.
Para peserta yang hadir dalam acara tersebut telah resmi menjadi agen antikorupsi. Mereka diminta kritis untuk mengawasi praktik korupsi yang terjadi di lingkungan masing-masing.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada