Ganjar Minta Tempat Umum Memakai Alat Pembayaran Nontunai

Senin, 15 Maret 2021 – 23:58 WIB
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Foto: IG ganjarpranowo

jpnn.com, SEMARANG - Obyek Wisata (OW) Guci di Kabupaten Tegal resmi menerapkan pembayaran nontunai kepada pengunjungnya. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo  yang secara langsung meresmikan peluncuran program pembayaran nontunai tersebut secara virtual, Senin (15/3).

Bekerja sama dengan Bank Indonesia, OW Guci menggunakan aplikasi Quick Response Code Indonesia (QRIS) untuk mendukung program pembayaran nontunai.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: SBY Terselamatkan dari Jebakan, Perempuan Bercadar Pemilik 70 Anjing, Penembakan Laskar FPI

Usai diresmikan, Ganjar langsung mencoba penerapan pembayaran nontunai itu dengan berpura-pura sebagai pengunjung OW Guci dan melakukan transaksi menggunakan gawainya.

"Sudah ini, sudah berhasil. Jadi Pak Ganjar datang lima orang dengan totalnya biayanya Rp51.000 ya pak," kata Bupati Tegal Umi Azizah yang hadir secara langsung dalam peluncuran itu menunjukkan struk pembayaran tiket Ganjar.

BACA JUGA: Ganjar Ingin Embung Kedung Banteng jadi Tempat Pariwisata Baru

Gubernur yang terkenal dengan rambut putihnya itu mengapresiasi penerapan pembayaran nontunai di OW Guci itu. Dia meminta semua destinasi wisata di Jawa Tengah melakukan hal yang sama.

"Ini menarik, karena BI punya aplikasi QRIS yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran nontunai. Saya mendorong agar di tempat-tempat wisata, tempat belanja, rumah makan dan lainnya di Jawa Tengah juga menerapkannya," kata Ganjar.

BACA JUGA: Jumlah Kasus Aktif Covid-19 di Jateng terus Menurun, Pak Ganjar: Jangan Lengah!

Penerapan pembayaran nontunai di tempat-tempat wisata, lanjut Ganjar, merupakan langkah tepat untuk mewujudkan adaptasi kebiasaan baru selama pandemi Covid-19.

Dengan sistem cashless tersebut, maka akan mengurangi sentuhan langsung dan risiko penularan covid-19.

"Dengan cashless payment,  tidak perlu pegang-pegang uang. Cukup menggunakan aplikasi dan hanya ditempelkan saja. Betul-betul contactless dan ini sangat aman untuk kita menghindari potensi penularan karena sentuhan langsung," terangnya.

Selain itu lanjut Ganjar, penggunaan sistem pembayaran nontunai ini juga bisa mengurangi potensi kecurangan atau korupsi. Mekanisme nontunai yang langsung ditransfer antara bank to bank membuat potensi penyalahgunaan keuangan bisa dihindari.

"Jadi integritas bisa dijaga, karena uangnya akan terdeteksi dengan lengkap. Ini bisa mencegah korupsi," tegasnya.

Tak hanya itu, juga menyebut manfaat lain dari penggunaan sistem non tunai itu. Di antaranya membuat masyarakat lebih aman karena tidak perlu membawa uang dalam jumlah besar saat berwisata.

Lebih dari itu, dengan mekanisme nontunai maka ada data yang terhimpun. Data yang masuk itu bisa digunakan untuk memotret perilaku konsumen saat berwisata dan bisa digunakan sebagai pisau analisis.

"Dia datang berapa orang, beli apa saja, tujuannya kemana kan bisa dikumpulkan. Nah data itu bisa menjadi alat untuk melakukan analisis untuk pengembangan destinasi wisata. Tak hanya destinasi wisata, kalau ini dilakukan di hotel, restoran, tempat belanja dan lainnya di Jawa Tengah, maka akan menarik. Saya tentu mendukung," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah, Pribadi Santoso mengatakan, BI terus mendorong sistem pembayaran elektronik pada seluruh lapisan masyarakat.

Harapannya, dengan masifnya pembayaran no tunai tersebut khususnya selama pandemi, akan mengurangi potensi penularan Covid-19 dari sentuhan langsung dan uang tunai

"Penggunaan pembayaran non tunai melalui QRIS cukup tinggi. Saat ini saja, sudah ada ratusan ribu merchant yang menggunakan QRIS di Jawa Tengah," katanya. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler