Ganjar Pranowo Melesat Jauh Meninggalkan Puan di Tengah Serbuan Baliho

Minggu, 15 Agustus 2021 – 12:10 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Ilustrasi Foto: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Peneliti Indonesia Political Opinion (IPO) Nastain Muhammad mengatakan popularitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai tokoh potensial Calon Presiden (Capres) 2024 melesat jauh meninggalkan Ketua DPR Puan Maharani.

Hasil survei IPO 2-10 Agustus 2021 yang dirilis kemarin, menunjukkan popularitas Ganjar Pranowo 16,5 persen.

BACA JUGA: Survei IPO: Anies Teratas Diikuti Ganjar dan Sandiaga Uno, di Mana Posisi Prabowo, Puan, dan Airlangga?

Jauh mengungguli Puan Maharani yang hanya mendapatkan suara publik 0,9 persen.

Survei tingkat keterpilihan 20 tokoh potensial pada simulasi pemilihan presiden menempatkan nama-nama tokoh muda pada posisi lima teratas.

BACA JUGA: Ganjar Pranowo: Saya Sudah Menulis Surat Agak Lama sih, kok Tidak Turun-Turun

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi tokoh paling potensial dengan tingkat keterpilihan 18,7 persen, disusul Ganjar Pranowo 16,5 persen.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno yang dalam beberapa bulan terakhir menjadi sorotan karena tetap promosi pariwisata di tengah pandemi mendapatkan suara publik 13,5 persen.

BACA JUGA: Elektabilitas Masih Rendah, Airlangga dan Puan Disarankan Bikin Survei Sendiri

Sandiaga Uno dibayang-bayangi oleh popularitas Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dengan 9,9 persen.

Menurut Nastain, satu-satunya tokoh sepuh yang masih dapat bertahan adalah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan tingkat potensi keterpilihan 7,8 persen.

Nastain menjelaskan publik memberikan penilaian berdasarkan faktor kejujuran dengan dominasi 32 persen.

Faktor ketegasan yang ditampilkan dalam mengemban amanat masyarakat mampu memengaruhi penilaian publik sebesar 26 persen.

Faktor prestasi kerja menempati urutan ketiga dalam pembentukan persepsi publik dengan angka 17 persen.

Dia mengatakan bahwa hal ini dapat dimaklumi karena penilaian pada prestasi kerja oleh publik sangat bersifat subjektif dan sulit menemukan tolok ukur yang tepat.

Faktor bersih, profesional dan religius secara berurutan menjadi penilaian dengan angka 10 persen, 9 persen dan 6 persen.

Nah, Nastain menyatakan bahwa menjadi sebuah temuan yang menarik ketika publik sudah tidak lagi menjadikan religiositas sebagai tolok ukur utama dalam penilaian simulasi pemilihan presiden.

“Yang paling menarik adalah eksistensi Ganjar di tengah serbuan baliho "Kepak Sayap Kebhinekaan" Puan Maharani," kata Nastain Muhammad dalam keterangan tertulisnya, Minggu (15/8).

Dalam rilis yang sama terkait pilihan responden pada pasangan calon presiden dan calon wakil presiden serta latar belakang kepemimpinan, menunjukkan Ganjar mendapatkan animo suara tertinggi ketika dipasangkan dengan Anies Baswedan sebagai cawapres dengan angka 37,0 persen.

Alumnus Magister Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta itu menambahkan hal tersebut berbanding terbalik ketika Ganjar dipasangkan dengan Puan Maharani yang mendapatkan animo suara publik sebesar 13,5 persen saja.

Justru kompetitor hadir ketika Anies Baswedan dipasangkan dengan Sandiaga Uno yang mendapatkan suara publik sebesar 30,2 persen.

Tokoh lain yang mampu menjadi kuda hitam dalam kompetisi pemilihan capres dan cawapres justru datang dari Airlangga Hartarto ketika dipasangkan dengan Anies Baswedan yang mendapat animo 28,4 persen suara.

Metode survei yang dilakukan IPO, yaitu terlebih dulu menentukan sejumlah desa untuk menjadi sampel.

Pada setiap desa terpilih akan dipilih secara acak, menggunakan random kish grid paper, sejumlah 5 RT.

Pada setiap RT dipilih 2 keluarga, dan setiap keluarga akan dipilih satu responden dengan pembagian laki-laki untuk kuesioner bernomor ganjil, perempuan untuk bernomor genap, sehingga total responden laki-laki dan perempuan pada pembagian 50:50.

Pada tiap-tiap proses pemilihan selalu menggunakan alat bantu berupa lembar acak.

Metode ini memiliki pengukuran kesalahan (sampling error) 2,50 persen, dengan tingkat akurasi data 97 persen.

Pengaturan pengambilan sampel menggunakan teknik multistage random sampling (MRS) atau pengambilan sampel bertingkat.

Survei ini mengambil representasi sampel sejumlah 1.200 responden yang tersebar proporsional secara nasional. Periode survei dilaksanakan pada 2-10 Agustus 2021. (boy/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler