Ganjar Pranowo: Saya Sudah Menulis Surat Agak Lama sih, kok Tidak Turun-Turun

Sabtu, 14 Agustus 2021 – 18:00 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Ilustrasi Foto: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan gagasan terkait upaya menggenjot ekspor komoditas pertanian dari Jateng.

Dia mengusulkan agar Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang dijadikan pelabuhan hortikultura untuk meningkatkan nilai ekspor komoditas pertanian.

BACA JUGA: Ada Provokasi Penjarahan dan Kekerasan, Ini Peringatan dari Pak Ganjar

"Saya sudah menulis surat agak lama sih, kok tidak turun-turun, kebetulan tadi bertemu Pak Menteri (Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo), saya minta agar pelabuhan Semarang ini dijadikan pelabuhan hortikultura. Tinggal tunggu tanda tangan dari menteri, dengan cara itu harapan kita nanti produk pertanian kita bisa diekspor dari sini," katanya di Semarang, Sabtu (14/8).

Pria kelahiran 28 Oktober 1968 itu berharap bisa melakukan ekstensi atau pelebaran Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. agar optimalisasi pelabuhan ini menjadi lebih tinggi, termasuk dalam upaya mendukung kawasan industri di Kabupaten Kendal.

BACA JUGA: Elektabilitas Ganjar Jauh Kalahkan 2 Tokoh yang Balihonya Banyak Bertebaran, Prabowo?

"Ketika di Kendal nanti industrinya sudah jalan maka yang terdekat adalah di sini karena kita juga sedang nego pelabuhan di sana, kalau belum bisa terjadi (di Kendal) maka di sini musti segera bisa. Saya tadi sudah cek ke pengelola, customer, termasuk Pelindo juga, ada tidak preman-preman yang minta tip, ternyata tidak ada karena sudah dikontrol dengan sistem. Jadi tidak ada lagi, istilah kawan-kawan, tidak ada silaturahmi antarorang," ujarnya.

Ganjar mengatakan hal itu usai mengikuti acara pelepasan ekspor komoditas pertanian Provinsi Jateng di Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.

BACA JUGA: 10 Manfaat Luar Biasa Rutin Konsumsi Buah Pepaya, Teman Terbaik Wanita dan Pria

Dalam acara yang juga dihadiri Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo secara daring tersebut Provinsi Jawa Tengah melepas ekspor komoditas pertanian senilai Rp400 miliar ke 36 negara.

Komoditas tersebut terdiri atas sektor perkebunan seperti pala, biji kopi, minyak sawit, gula merah, dan karet lembaran.

Dari sektor tanaman pangan ada edamame, porang, kacang hijau, dan tepung jagung, sedangkan komoditas dari sektor hortikultura seperti daun pakis dan ruskus, okra, dried taro leaf, bonsai, bunga melati, kapulaga, kunyit, dan daun cincau.

"Daun Pakis saja bisa kita kirim, bunga melati ternyata semuanya indah dan bisa dijual juga. Perkebunannya ternyata kita (Jateng) juga punya pala, lalu ada kopi. Sarang burung walet juga harganya stabil di tengah kondisi seperti ini. Eksportirnya tadi bilang sudah lima tahun melakukan ini. Lalu kayu, edamame, dan tentu saja porang yang saat ini sangat bagus," kata Ganjar.

Ganjar mengatakan, tingginya ekspor sektor hortikultura, perkebunan, dan tanaman pangan itu membuktikan bahwa dalam pandemi ini kondisi perekonomian masih tumbuh meskipun serapan tenaga kerja masih belum maksimal.

Menurut Ganjar, hal itu dapat dilihat dari program Merdeka Ekspor dari pemerintah pusat selama sepekan dengan nilai mencapai Rp7 triliun. Artinya dalam sehari rata-rata nilai ekspor Indonesia sebesar Rp1 triliun.

"Komoditas ekspor Jateng juga tinggi dalam periode itu. Kalau ini (Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, red) jadi pelabuhan dengan fungsi hortikultura dan fasilitas diberikan, mudah-mudahan ekspor komoditas pertanian kita jauh lebih banyak," ujarnya. (antara/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler