jpnn.com, SEMARANG - Mbah Selamet (68) tak menyangka jualannya laku melalui aplikasi online. Selama ini dia hanya sekadar mengikuti saran sekelompok pemuda Kelurahan Bandungan Kabupaten Semarang untuk menawarkan pemasaran secara online.
Bagi nenek yang memiliki tiga buyut itu, asal nasi jagungnya laris dan dijualkan secara baik, dia tak masalah dengan model penjualannya.
BACA JUGA: Ganjar: Kamu Termasuk Siswa yang Bisa Dipercaya Tidak?
Sejatinya Mbah Selamet tidak paham apa sebenarnya pemasaran online itu. Apalagi tentang aplikasi penjualan online.
Selama 30 tahun dia hanya mangkal di Pasar Bandungan menjajakan nasi jagung, sayur lompong, bothok sampai ikan asin. Setiap porsinya dihargai Rp 10 ribu.
BACA JUGA: Terus Dibayangi Anies, Ganjar dan RK, Pak Prabowo Tetap Paling Perkasa
"Diajak mas Rifai itu. Ya ngikut saja. Aplikasinya apa ya tidak tahu," kata Mbah Selamet pada Rabu (10/6).
Rifai yang disebut Mbah Selamet adalah pencetus PSBB, aplikasi Pusat Sayur dan Buah Bandungan.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Kabar Buruk dari WHO, Tak Wajib Tes PCR, Nasib Rohingya
Aplikasi tersebut menawarkan berbagai sayur, buah-buahan, kuliner sampai kerajinan khas Bandungan. Seperti sawi, selada, wortel, susu kedelai, tahu sampai nasi jagung.
Pria bernama lengkap Riza Rifai itu menjelaskan aplikasi PSBB dia cetuskan sekitar dua bulan silam bersama empat rekannya warga Kelurahan Bandungan Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.
Awalnya dia resah dengan adanya larangan berjualan di pasar di masa Pandemi ini.
"Tapi kalau hanya resah kan tidak menyelesaikan masalah. Apalagi peraturannya memang begitu demi keselamatan semuanya. Akhirnya kami berlima rembugan dan lahirlah aplikasi PSBB ini," katanya.
Ternyata niat baik tidak selamanya mendapat tanggapan yang baik. Ajakannya beberapa kali dimentahkan oleh pedagang.
Setelah dia mempresentasikan karyanya tersebut kepada camat setempat, pemuda-pemuda lainnya juga turut membantu, perlahan para pedagang menunjukkan minatnya. Terlebih kondisi pasar yang sering sepi.
"Sekarang kami punya mitra 100. Ada yang pedagang, petani sampai UMKM. Sekarang transaksinya satu hari sekitar Rp 1,5 juta," katanya.
Dia menjelaskan setiap transaksi, pembeli bisa langsung order by name di aplikasi. Artinya, karena pengusaha tahu tidak cuma satu, misalnya, pembeli bisa menunjuk salah satu di antaranya. Aplikasi PSB Bandungan tersebut bisa diunduh di play store.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo pun mengapresiasi langkah Riza Rifai tersebut.
Menurut Ganjar selama ini Bandungan dikenal sebagai pusat penghasil dan penjualan sayur serta buah-buahan di wilayah Kabupaten Semarang dan sekitarnya.
Namun semenjak Corona menyerang penjualan sayur dan buah-buahan, terutama di pasar menurun drastis.
"Maka pada saat itu ada anak-anak kreatif ini terus membantu pedagang dengan membuat aplikasi PSB Bandungan (PSBB). Karena sebenarnya di Bandungan ini sudah sangat terkenal sayurannya seger, buahnya bagus. Tapi begitu Corona mereka tidak bisa jualan karena PSBB. Nah solusinya PSB Bandungan," kata Ganjar.
Menurut Ganjar langkah ini sangat bagus, karena masyarakat bisa tetap bekerja dan jualan tapi beda tempat dan beda cara. Anak-anak muda itu, lanjut Ganjar, juga mengamalkan fungsi sosial selain fungsi ekonomi karena ini free ongkir.
"Mudah-mudahan ini awal yang bagus untuk terus mengenalkan. Saran saya, aplikasinya mesti dikenalkan sehingga orang tahu, kelak di kemudian hari ini akan menggelinding. Ada yang jualan konvensional, ada juga yang virtual," pungkasnya. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia