Ganjar: Tolong, Jangan Ada PHK

Senin, 20 April 2020 – 17:02 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersama para pengusaha Taiwan di Jateng. Foto: Ist

jpnn.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menaruh perhatian serius terhadap nasib para karyawan pabrik di Jateng saat pandemi corona ini

Dia berharap di tengah pukulan telak dunia ekonomi akibat wabah covid-19, perusahaan-perusahaan di Jawa Tengah tidak melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

BACA JUGA: Kejadian di Bandung, 3.068 Kena PHK, 4.614 Orang Dirumahkan

Hal itu disampaikan Ganjar kepada para pengusaha asal Taiwan yang tergabung dalam Taiwan Business Club Central Java.

Saat perusahaan-perusahaan itu menyerahkan bantuan APD dan alat kesehatan lain kepada Pemprov Jateng, Senin (20/4), Ganjar berharap agar mereka tidak melakukan PHK terhadap karyawannya.

BACA JUGA: Pak Ganjar Sudah Teriak dengan Pengeras Suara, Kok Masih Ada Saja yang Ngeyel

"Saya titip nasib para karyawan. Kalau bisa jangan ada PHK. Meskipun kondisi sekarang seperti ini, semua harus dikomunikasikan baik-baik antara perusahaan dan karyawan. Boleh mengurangi jam kerja, tapi tolong jangan ada PHK," kata Ganjar.

Sejumlah perusahaan lanjut Ganjar diminta membuka ruang komunikasi dengan para karyawan tentang kondisi masing-masing.

BACA JUGA: Olivia: Dok, Ini Sumbangan Saya Biar Pak Ganjar Saja yang Buka

Perusahan yang masih bagus dan bisa berjalan, diharapkan tetap mempertahankan karyawan.

"Namun bagi mereka yang sudah merugi, maka harus ada pembicaraan dan duduk bersama dengan karyawan untuk menyelesaikan. Semua harus dibicarakan baik-baik, tidak ada yang saling memaksakan," tegasnya.

Menurut dia, banyak cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk tetap eksis di tengah gempuran wabah COVID-19. Salah satunya adalah menangkap peluang untuk beralih produksi dari garmen menjadi APD.

"Misalnya perusahaan garmen di Jateng ini kan banyak. Maka saya dorong untuk merubah strategi bisnisnya dengan cara membuat APD sebanyak-banyaknya, karena semua negara sekarang butuh itu," ucapnya.

Selain dapat membantu misi kemanusiaan, peralihan itu bisa membuat roda perusahaan tetap bergerak. Sehingga, nasib karyawan yang ada juga menjadi terjamin.

"Itu cara agar perusahaan garmen di Jateng ini bisa terus survive (bertahan) Kami akan terus mendorong itu," tegasnya.

Harapan Ganjar itu disambut baik oleh salah satu perusahaan garmen di Semarang, PT Glory Industrial Semarang.

Perusahaan tersebut mengatakan bahwa saat ini selain memproduksi pakaian, juga memproduksi APD untuk penanganan COVID-19.

"Kami juga sudah memproduksi APD sesuai arahan pak Gubernur, beberapa kami sumbangkan untuk para tenaga medis termasuk yang hari ini kami serahkan," kata Presiden Direktur PT Glory Industrial Semarang, Michael Song.

Song menerangkan, sejak berdiri 2003 lalu, pihaknya telah memiliki empat pabrik garmen di Kota Semarang. Totalnya, sebanyak 13.000 karyawan yang bekerja di perusahaannya.

"Sampai sekarang kami belum melakukan PHK, masih jalan terus. Memang kami sudah merasakan dampaknya, banyak orderan yang cancel (dibatalkan). Tapi kami berusaya untuk tetap mempertahankan karyawan," tegasnya.

Pihaknya belum dapat memastikan sampai kapan akan terus bertahan. Meski begitu, nasib karyawan menurutnya akan tetap menjadi prioritas.

"Kami tidak tahu nanti kedepan seperti apa, tapi kami akan cari solusi terbaik untuk bantu karyawan. Sampai sekarang kami masih jalan, meskipun banyak perusahaan lain yang tutup," tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Taiwan Business Club Central Java Indonesia memberikan sejumlah bantuan.

Di antaranya APD sebanyak 2150 APD dan peralatan medis lainnya.

Selain itu, bantuan juga datang dari perusahaan Wipro dan Majelis Pandita Budha serta Yayasan Dana Paramitha Budha Maitreya Indonesia berupa hand sanitizer dan APD. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler