Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek, nih Penjelasannya

Senin, 12 Maret 2018 – 07:41 WIB
Macet. Ilustrasi Foto: Ismail Pohan/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Sistem ganjil genap di ruas tol Jakarta-Cikampek dari pintu tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur mulai diterapkan hari ini.

Bagi masyarakat yang terdampak, pemerintah telah memiliki beberapa strategi. Termasuk evaluasi yang dilakukan setiap minggu.

BACA JUGA: Sistem Ganjil Genap di Tol Bekasi, Menhub Disebut Sok Tahu

Kepala Bagian Humas dan TIK Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Budi Rahardjo, Minggu (11/3) mengatakan, pengguna kendaraan pribadi dapat beralih menggunakan angkutan umum.

Pemerintah menyediakan 48 bus Transjabodetabek Premium. ”Setiap bus memiliki kapasitas sekitar 35 tempat duduk dengan fasilitas AC dan wifi. Tarifnya Rp 20.000,” tuturnya.

BACA JUGA: Aman, Bus Transjabodetabek Premium Berangkat Setiap 10 Menit

Sebanyak 48 bus tersebut dibagi menjadi dua titik penjemputan. Untuk Bekasi Barat terdapat 25 bus Transjabodetabek yang menjemput di Mega City dan Summarecon.

Sedangkan Bekasi Timur terdapat 23 bus dengan lokasi di Gran Dhika. ”Mereka akan melayani dari pukul 06.00 hingga 09.00. Selisihnya hanya 10 menit antarbus satu dengan yang lain,” ujar Budi. Bus juga tersedia untuk rute balik dari Jakarta ke Bekasi mulai pukul 16.00 hingga 21.00.

BACA JUGA: Penerapan Sistem Ganjil Genap, Jasa Marga Rugi?

”Bagi pengguna kendaraan pribadi yang beralih naik Transjabodetabek Premium dapat memarkirkan kendaraannya dengan tarif flat Rp. 10.000 per hari di lokasi park & ride, dengan menunjukkan bukti tiket naik Transjabodetabek Premium saat itu,” ungkapnya.

Ada beberapa titik kantong parkir. Misalnya di Bekasi Barat tersedia di Mega City dengan kapasitas 120 mobil, Summarecon yang berkapasitas 200 mobil, sedangkan di Bekasi Timur tersedia di Grand Dhika yang bisa menampung 200 mobil, dan Bekasi Trade Center dengan daya tamping 150 mobil.

Untuk mendukung lancarnya perjalanan dengan bus, pemerintah juga akan menerapkan jalur khusus bus mulai besok.

Lajur ini tidak hanya diperuntukkan bagi Bus Transjabodetabek Premium namun juga untuk semua angkutan bus termasuk bus karyawan.

Dalam kondisi macet, kecepatan rata-rata di tol Jakarta Cikampek saat ini hanya berkisar 32 km/jam dan waktu tempuh rata-rata 116 menit. Sedangkan batas kecepatan standar minimal jalan tol adalah 60 km/jam.

Selain kebijakan ganjil genap, BPTJ juga memiliki kebijakan lain untuk mengatasi kemacetan di kawasan tersebut.

Dimulai pada saat yang sama, semua kendaraan angkutan barang golongan III, IV, dan V tidak boleh beroperasi di Tol Jakarta Cikampek dan sebaliknya.

Kebijakan tersebut tidak berlaku bagi angkutan BBM dan gas, serta hari libur nasional.

Budi menambahkan jik kebijakan tersebut juga akan dievaluasi secara periodik.

”Seminggu sekali akan kami evaluasi. Jika nanti semua proyek strategis telah selesai pembangunannya bisa saja kebijakan ini tidak diberlakukan lagi,” ungkapnya.

Sementara itu pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengatakan jika peran angkutan umum harus semakin ditingkatkan.

”Permasalahan sekarang adalah tingkat kemacetan semakin tinggi, sepeda motor makin dominan, angkutan umum makin menurun,” ujarnya kemarin.

Menurut data Rencana Induk Transportasi Jabodetabek yang dimilikinya jumlah penduduk Jabodetabek 31.077.315 jiwa dengan 24.897.391 kendaraan bermotor.

Kendarasn bermotor tersebut terdiri 2% angkutan umum, 23% mobil pribadi dan 75% sepeda motor.

Total pergerakan di Jabodetabek tahun 2015 sebesar 47,5 juta per hari. ”Tahun ini sudah mencapai 50 juta pergerakan perhari,” katanya.

Djoko mengatakan jika peran angkutan umum massal baru mencapai 3 persen. Infrastruktur angkutan massal menurutnya sangat terbatas. Misalnya pengadaan bus dan KRL masih belum memenuhi jumlah perjalanan.

Di Jabodetabek sudah tersedia jaringan KRL Jabodetabek dan Bus Transjakarta. Tahun 2012 baru enam koridor, sekarang sudah 80 koridor termasuk 13 jalur busway.

”Tahun 2013 rata-rata 431.886 penumpang per hari. Tahun 2017 sudah meningkat rata-rata 993.992 penumpang per hari. Ada peningkatan 230%,” ujarnya.

Sedangkan untuk menambah kapasitas KRL sudah sulit dilakukan. Hampir semua rangkaian sudah 19-12 gerbong untuk setiap rangkaian.

”Menambah frekuensi perjalanan, terhambat perlintasan sebidang dengan jalan raya,” ungkapnya.

Menurutnya, ada upaya lain yang masih bisa dilakukan. Misalnya dengan memperpanjang layanan Bus Transjakarta hingga kawasan Bodetabek. Juga memberikan layanan angkutan umum yang tersedia di seluruh kawasan perumahan di Bodetabek.

”Layanan bus hingga seluruh kawasan perumahan bisa dioperasional pada jam sibuk masuk hingga pusat Kota Jakarta. Pada jam tidak sibuk cukup singgah di stasiun KRL terdekat,” beber anggota Masyarakat Transportasi Indonesia itu. (lyn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Siap-siap, Kena Tilang Sistem Ganjil Genap Rp 500 Ribu


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler