jpnn.com, TANGERANG SELATAN - Melakukan penggantian kampas rem kendaraan sebaiknya dilakukan secara bersamaan. Hal itu dianggap lebih ekonomis ketimbang mengganti beberapa komponen jika sudah rusak.
Menurut Chief Mechanic Autochem Racing, Taqwa Suryo Swasono, pihaknya menyarankan bagi pengguna kendaraan agar mengganti kampas rem dan cairan rem secara bersamaan satu kali satu tahun.
BACA JUGA: Rem Blong, Bus Mundur dan Terbalik di Puncak
BACA JUGA: Pilih-Pilih Mobil Baru dengan Harga di Bawah Rp 400 Juta di GIIAS 2019
"Tips ini dianggap lebih ekonomis dan idealnya memang mengganti kampas rem dengan cairan rem kalau bisa bersamaan. Hal itu untuk menjaga di titik optimum (kendaraan) secara konsisten," ujar Taqwa kepada wartawan di GIIAS 2019, ICE, BSD City, Tanggerang Selatan.
Taqwa menjelaskan, bahwa prose penggantian cairan rem sebaiknya dilakukan secara berkala. Idealnya ketika kendaraan tersebut sudah menyentuh di angka 20.000 kilometer untuk kendaraan roda empat dan 10.000 kilometer untuk roda dua.
BACA JUGA: Belum Ada Harga, DFSK Glory i-Auto Sudah Dapat Kepercayaan Konsumen di GIIAS 2019
"Kalau sudah mencapai angka 20.000 kilometer, kampas rem harus diganti. Begitu juga dengan cairan rem, paling maksimal sudah menyentuh 30.000 km plus minum. Mengingat kondisi di Jakarta padet sekali. Hal ini karena kami pakai data bukan pakai perasaan. Kalau data tertulis itu sudah waktunya diganti," saran Taqwa.
Dia menambahkan, setiap cairan rem memiliki titik didih yang terbatas sesuai dengan spesifikasi produknya. Jika cairan rem sudah tak sanggup menahan panas yang bersumber dari gesekan kampas rem dan piringan atau cakram maka potensi rem blong sangat besar. Oleh karena itu, kata Taqwa, pertimbangkanlah kualitas minyak rem untuk kendaraan.
BACA JUGA: Sri Mulyani Buka-bukaan Terkait Aturan Kendaraan Listrik
"Jika titik didih cairan rem tersebut terlewati, maka rem akan rentan untuk blong," tegasnya lagi.
Menurut Taqwa, sebetulnya hampir semua jenis kendaraan, khususnya mobil bisa bertahan sampai ratusan ribu kilometer. Namun jika salah satu perangkat dalam sistem kerja rem rusak (kecuali kampas yang tergantung penggunaaan) itu tidak sedikit.
"Kalau bisa jangan sampai rusak komponen sistem penggereman karena nominal perangkat itu tidak murah. Misalnya, kalau sistem ABS, kaliper, dan piston rem rusak saya yakin kalian kalau lihat harganya tidak akan tersenyum," pungkas taqwa. (mg9/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Inspirasi Menawan dari Suzuki Ertiga, Jimny Hingga Carry di GIIAS 2019
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian