Foto Presiden Indonesia, Joko Widodo, telah dicopot dari tampilan publik di Galeri Potret Nasional Australia (NPG) di Canberra, setelah eksekusi geng Bali Nine dilakukan.
Foto yang dipotret oleh Adam Ferguson itu adalah salah satu peserta dalam Kompetisi Potret Fotografi Nasional tahun ini.
BACA JUGA: Hubungan Dagang Australia - Indonesia Belum Terpengaruh Isu Eksekusi Mati
Galeri ini, awalnya, berencana untuk menampilkan potret ini sampai bulan Juni.
Potret Presiden RI, Joko Widodo, oleh fotografer Adam Ferguson. (Foto: NPG)
BACA JUGA: Kisah Remaja Australia 14 Tahun Membuka Bisnis Pakaian
Direktur Galeri, Angus Trumble, mengatakan pencopotan ini adalah tindakan sementara, dan sang fotografer-pun telah diberitahu.
Ia mengatakan, mereka khawatir potret itu bisa saja dirusak oleh seseorang yang marah akan eksekusi Andrew Chan dan Myuran Sukumaran pada Rabu (29/4) dini hari.
BACA JUGA: Polisi Bubarkan Paksa Perkemahan Aktivis Aborigin di Perth
"Saya rasa kemarin, pada Rabu pagi itu, saya mempertimbangkan kondisi dan operasional kami, dan penilaian terbaik saya akan resiko kerusakan pada karya seni, foto itu perlu dicopot dari tampilan publik," ujarnya.
Angus menerangkan, "Saya juga terpengaruh oleh pernyataan dari Perdana Menteri dan Pemimpin Oposisi, dan tentu saja posisi parlemen dan penarikan kembali duta besar kami."
Kamis (30/4) pagi, sang fotografer mengunggah pernyataan di halaman Facebook-nya, mengatakan ia sedih mendengar berita Chan dan Sukumaran dieksekusi, tapi ia bingung dengan keputusan galeri NPG tersebut.
"Hukuman mati itu kuno dan saya sangat bersimpati dengan keluarga mereka. Saya diberitahu hari ini bahwa foto saya sementara dicopot dari pameran karena respon masyarakat terhadap eksekusi Bali Nine dan untuk menghormati para korban dan keluarga mereka,” tuturnya.
"Saya benar-benar bingung karena lembaga seni terkemuka di Australia mengambil tindakan tersebut,” tambahnya.
Adam mengatakan, seni adalah tentang dialog sosial dan politik.
"Galeri terkemuka berusaha untuk mempromosikan diskusi dan mengajukan pertanyaan dari penonton mereka. Saya akan berpikir bahwa membuat masyarakat terlibat dengan foto yang saya buat akan lebih penting mengingat keadaan sekarang," utaranya.
Potret itu diambil pada September lalu saat pemotretan sampul untuk Majalah Time.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Turis Inggris di Cairns Dipenjara Curi Intan Bernilai Rp 2,5 M