jpnn.com - TENGGARONG - Ibu kota Kukar, Tenggarong, kembali memerah sekitar pukul 14.20 Wita, Jumat (1/8) kemarin. Sebanyak 65 rumah di tiga RT di Jalan DI Pandjaitan, Kelurahan Loa Ipuh, jadi arang. Kebakaran membuat 80 kepala keluarga dengan 256 jiwa kehilangan tempat tinggal.
Informasi yang dihimpun media ini, api pertama kali muncul dari sebuah rumah sewa di RT 2 Gang 3. Penghuni rumah adalah Irno yang sedang mudik ke Pulau Jawa.
BACA JUGA: Usulkan Jembatan Kembar Didanai Kontrak Tahun Jamak
“Api membesar di dalam rumah diikuti ledakan tabung gas,” terang Encek Wahyudi, warga setempat.
Rumah yang disewa pekerja subkontraktor perusahaan tambang batu bara PT Tanito Harum itu kosong sebelum Lebaran. Lampu di teras rumah beberapa hari belakangan ini menyala hingga siang hari.
BACA JUGA: MUI Tolak ISIS Masuk NTT
“Kami menduga terjadi arus pendek di rumah tersebut, sebab lampunya menyala seharian,” ucap Encek. Tinggal di sebelah rumah Irno, dia turut menjadi korban.
“Tiga sepeda motor saya tak sempat diselamatkan. Hanya surat-surat berharga yang aman. Barang lain ludes,” ucapnya.
BACA JUGA: Banyak Mobil Pemudik Mogok di Lingkar Gentong
Angin tak bersahabat. Setelah membakar rumah milik Kombek yang disewa Irno, api menuju Gang Keluarga di RT 3 dan terus membesar. Si jago merah bahkan merembet ke Gang 2 di RT 2.
Petugas pemadam kebakaran (PMK) kesulitan karena lokasi kebakaran di gang sempit yang padat penduduk.
“Karena terkunci setang, motor Yamaha Mio ini tak bisa saya bawa keluar. Hanya surat-surat dan baju di badan yang selamat,” tutur Yati, seorang korban kebakaran yang hingga tadi malam masih di puing-puing rumahnya.
Seorang ibu yang lain di Gang 2 RT 2 hanya berlinang air mata saat ditanya media ini. Dia mengaku baru satu jam di rumah dan sempat tidur. Tak lama, ada teriakan kebakaran. Rumahnya kini tersisa dinding yang sudah jadi arang.
“Saya baru pulang dari Muara Muntai,” tuturnya sambil menangis.
Tiga RT terbakar. Sejumlah rumah toko (ruko) di tepi jalan yang berdagang sembako turut dilalap api meski hanya sebagian. Pemilik toko mengaku mengalami kerugian hingga Rp 300 juta.
Kesulitan tim pemadam turut disebabkan masyarakat yang menonton di lokasi kejadian. Api baru benar-benar dijinakkan pukul 17.00 Wita atau hampir tiga jam berkobar.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kukar Darmansyah mengatakan bahwa dalam kebakaran, sembilan unit kendaraan pemadam diturunkan. Dibantu dua PMK di Pos Loa Kulu, relawan bencana, anggota Polres Kukar, dan TNI.
Bupati Kukar Rita Widyasari mengatakan, rentetan kebakaran disebabkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat yang kurang. Ada pula gejala alam El Nino yang membuat kekeringan dan udara yang panas.
“Musim kemarau diperkirakan hingga November. Masyarakat harus waspada,” jelasnya.
Menurut Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Samarinda, Sutrisno, saat ini wilayah Indonesia memasuki musim kemarau. Udara menjadi kering dan suhu cukup tinggi.
"Risiko kebakaran meningkat. Masyarakat harus waspada," ingatnya.
Pembukaan lahan dengan cara dibakar pun sebaiknya dihindari. Asap dari hasil pembakaran, kata dia, menyebabkan bencana kabut asap yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat.
Sutrisno mengatakan, saat ini suhu udara di Kaltim di kisaran 26-33 derajat Celcius. BMKG terus memantau perkembangan cuaca terbaru terutama pembentukan El Nino yang menyebabkan suhu udara ekstrem di berbagai negara.
Mengenai cuaca, dia mengatakan masyarakat bisa mengetahui lewat website meteo.bmkg.go.id. Tak hanya itu, cuaca hari ini juga bisa diketahui melalui pesan singkat. Cukup mengirim C0 (spasi) nama kota lalu kirim ke 2303. Bila ingin mengetahui prakiraan esok hari, formatnya C1 (spasi) nama kota dan kirim ke nomor yang sama.
"Cuaca selalu berubah. Masyarakat bisa memantau dengan sarana yang telah kami siapkan. Mengetahui lebih dini bisa membuat warga lebih waspada," jelas Sutrisno.
Untuk diketahui, mendekati Idulfitri hingga kemarin, sudah empat kali api mengamuk di wilayah Kukar. Kebakaran pertama menghanguskan lima rumah di Kilometer 14, Loa Ipuh Darat, Tenggarong, pada (24/7) lalu. Lima rumah yang terbakar terdiri dari satu rumah pribadi, tiga rumah sewa, dan satu toko sembako.
Kebakaran selanjutnya pada malam takbir, Minggu (27/7). Api diduga berkobar karena petasan yang dimainkan anak-anak di dekat kios bensin eceran. Sebanyak 42 rumah pribadi dan tujuh rumah sewa di RT 7, Desa Jembayan Ilir, Loa Kulu, hangus.
Kamis (31/7) lalu, si jago merah juga membakar dua rumah (satu bangsal dua pintu) di Tenggarong. Diduga kuat, rumah bangsal terbakar karena arus pendek. (adw/*/roe/fel/zal/k8)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ribuan Pemudik Motor Padati Pelabuhan Merak
Redaktur : Tim Redaksi