jpnn.com - JAKARTA - Ketua Komisi VI DPR, Hafisz Tohir menuding Presiden Joko Widodo tidak konsisten karena telah menyetujui impor 264 ribu ekor sapi asal Australia yang direncanakan akan masuk ke Indonesia akhir tahun ini.
"Kebijakan Presiden Jokowi mengimpor sapi Australia 264 ribu ekor tahun ini sangat melukai hati rakyat para peternak sapi lokal. Selain juga mengkhianati janjinya sendiri ketika masih kampanye calon presiden," kata Hafisz kepada JPNN di DPR, Jakarta, Kamis (27/11).
BACA JUGA: KPK Kembali Periksa Sesditjen Dukcapil Kemendagri
Hafisz masih ingat janji Jokowi ketika melakukan blusukan ke Pasar Cipanas - Cianjur. Saat itu Jokowi mengatakan bahwa Indonesia harus punya keberanian menghentikan impor daging sapi karena Indonesia punya kemampuan swasembada daging guna memperkuat produksi dalam negeri.
"Bahkan, ketika itu Jokowi menekankan jika Indonesia harus berubah dari konsumen sapi menjadi produsen sapi karena selama ini pemerintah tidak ada kemauan. Jokowi bagaikan menelan ludahnya sendiri," tegas politikus PAN itu.
BACA JUGA: Selain Ical, Dua Caketum Nyatakan Hadir di Munas Bali
Dengan kebijakan Jokowi meloloskan impor sapi dari Negeri Kanguru tersebut, Hafisz menilai Jokowi telah lupa atas ucapannya bahwa Indonesia punya peternakan sapi handal di Nusa Tenggara.
Yang sangat disayangkan lagi, jumlah impor kali ini melonjak sangat tajam dari target awal 136 ribu ekor menjadi 264 ribu ekor sapi. Celakanya, ujar Hafisz, sapi tersebut diimpor dari negara bagian Queensland - Australia yang menjadi ruan rumah pertemuan pemimpin negara-negara G20 dimana Jokowi hadir di sana.
BACA JUGA: Kada Jangan Arahkan Sodorkan Data Honorer K2 Palsu
"Kebijakan Presiden Jokowi benar-bnenar tidak sesuai dengan janji kampanyenya. Ini menunjukkan bahwa presiden kita inkonsistensi. Baru sekali ketemu di forum dunia kita sudah kalah lobi. Presiden lupa ada hal mendasar yang harus diperjuangkannya, menjadikan peternak sapi tuan rumah di negeri sendiri," tandasnya. (fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Titiek Soeharto Anggap Larangan Menkopolhukam Tidak Beralasan
Redaktur : Tim Redaksi