Gara-Gara Tradisi, Ibu dan Anak Tewas di Gubuk Menstruasi

Jumat, 11 Januari 2019 – 15:06 WIB
Gubuk pengasingan bagi perempuan yang sedang menstruasi, sebuah tradisi bernama Chhaupadi yang masih dipraktikan sejumlah kelompok masyarakat di Nepal. Foto: AFP

jpnn.com, KATHMANDU - Meski sudah sering memakan korban jiwa, tradisi Chhaupadi tetap berlaku di Nepal. Rabu pagi (9/1) seorang ibu dan dua putranya ditemukan tak bernyawa di gubuk menstruasi.

Di tempat itulah mereka yang sedang datang bulan harus menjalani hari-hari. Selama menstruasi, perempuan dianggap tidak suci dan harus dipisahkan dari komunitasnya agar tidak mencemari.

BACA JUGA: Menteri Sri Mulyani Bangga Punya Ruang Menyusui

CNN mengidentifikasi ibu dua anak itu bernama Amba Bohora. Perempuan 35 tahun tersebut diasingkan bersama dua anak lelakinya. Masing-masing berusia tujuh dan sembilan tahun.

"Dugaan awal, mereka meninggal dunia karena terlalu banyak menghirup asap," ujar Uddhab Singh Bhatt, salah seorang pejabat polisi setempat.

BACA JUGA: 7 Tawaran PSI kepada Perempuan Indonesia

Baca: Tak Ada Lagi Perempuan Yang Diasingkan Saat Menstruasi!

Saat itu suhu udara di Nepal sangat rendah. Bohora menyalakan lilin di gubuk yang serba tertutup itu.

BACA JUGA: 130 Juta Gadis Tak Punya Akses Pendidikan Berkualitas

"Tampaknya, api itu membakar selimut yang dalam waktu singkat membuat seisi gubuk diselubungi asap," kata Bhatt sebagaimana dilansir BBC. Ketika itu Bohora dan anak-anak sedang tidur. Esoknya mereka ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

Sejak 2007, pemerintah Nepal sudah melarang praktik Chhaupadi karena banyaknya korban jiwa. Namun, sejumlah komunitas tetap melestarikan tradisi tersebut hingga sekarang. (bil/c4/hep)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bisakah Anda Hamil Saat Menstruasi?


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler