jpnn.com - JAKARTA – Menpar Arief Yahya sadar betul, MICE -- Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions—bakal menjadi tumpuan ke depan. Potensi sangat besar, banyak asosiasi, perusahaan, pemerintahan, event, yang butuh menggelar pertemuan yang sekaligus kawasan wisata.
“Bagi industri, itu penting untuk menjaga okupansi hotel di saat week day yang sering melorot,” kata Menpar Arief Yahya, di Jakarta.
BACA JUGA: SIMAK: Ajakan Danrem kepada Unsur Kekuatan di Daerah Ini
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) berusaha menjaga semua aspek yang terkait. Salah satunya menyambut positif lahirnya INACEB (Indonesia Convention and Exhibition Bureau) di Indonesia. Rencananya, Menteri Pariwisata Arief Yahya akan melaksanakan pengukuhan atau pelantikan pengurus INACEB yang akan dilaksanakan di Jakarta Convention Centre (JCC), Senin, 28 Maret 2016.
Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Wisata Alam dan Buatan Azwir Malaon menjelaskan, INACEB merupakan salah satu organisasi yang bisa memecahkan permasalahan yang ada di industri MICE Indonesia sehingga dapat meningkatkan daya saing destinasi MICE Indonesia yang berbasis sumber daya daerah. ”INACEB merupakan sebuah solusi,” tambah Azwir.
BACA JUGA: Balapan Sambil Keliling Tujuh Kabupaten di Toba
Lebih lanjut Azwir mengatakan, seperti diketahui, bahwa permasalahan utama mengapa industri MICE di Indonesia kurang berkembang dan dipromosikan dengan baik. Selama ini tidak adanya lembaga khusus yang menanganinya, atau semacam convention bureau. Maka dari itu, Kemenpar menyambut baik lahirnya INACEB.
”Indonesia harus memiliki sebuah convention bureau. Ini merupakan hal yang wajib dan sangat diperlukan,”ujarnya. Asal tahu saja, Malaysia punya seperti itu dengan Malaysia Convention and Exhibition Bureau (MYCEB). Sedangkan Thailand juga memiliki lembaga tersebut dengan nama Thailand Convention & Exhibition Bureau (TCEB).
BACA JUGA: Akom: Potong Saja
”Dengan pengukuhan dan terbentuknya INACEB, tentu saja akan membawa dampak baik kepada destinasi MICE. Ini adalah hasil usaha yang keras dari semua pihak hasil kerjasama dengan cara merapatkan barisan," ujar Azwir.
Setelah dilakukan pengukuhan ini, Azwir berharap industri MICE di Indonesia dapat ditangani lebih baik dan dipromosikan secara tepat. Selain itu, 16 destinasi MICE yang telah ditetapkan oleh pemerintah juga dapat dibenahi secara tepat guna, sesuai dengan keunggulan setiap destinasi tersebut.
Azwir menambahkan, industri MICE merupakan salah satu sektor yang berpotensi mendatangkan turis mancanegara dalam jumlah besar dan memberikan dampak ekonomi yang cukup luas. Target mendatangkan 20 juta wisatawan mancanegara pada tahun 2019 tentunya tidak dapat dicapai hanya mengandalkan wisatawan leisure semata.
”Wisatawan leisure datang dalam jumlah yang cukup besar, dan hanya berkunjung saat peak season. Sementara itu, wisatawan bisnis (business travel) datang dalam jumlah yang sangat besar, dan memberikan dampak ekonomi tujuh kali lipat lebih besar dibandingkan wisatawan leisure,” ujarnya, yang kebetulan Indonesia sedang seksi-seksinya menjadi tempat menanamkan modalnya.
MICE memberi kontribusi pendapatan hingga 40 persen di sektor pariwisata Indonesia. Pasar ini juga terus mencatat pertumbuhan 20 persen per tahun.
Indonesia layak menjadi surga MICE dunia. Mengapa? Negara ini menawarkan pelayanan berkualitas tinggi, namun berbiaya lebih rendah dibanding negara lain dan hal itu menjadi pertimbangan menarik bagi tamu.
Indonesia juga memiliki budaya eksotis, pemandangan alam, kegiatan variatif, layanan personal mewah berkelas dunia, sight seeing, kuliner lezat, belanja dengan nilai mata uang terjangkau, ramah tamah, hingga suasana yang nyaman penuh kekeluargaan.
Ada dua badan dunia yang memberi peringkat destinasi MICE, yaitu International Congress and Convention Association (ICCA) dan Union of International Associations (UIA).
ICCA merupakan organisasi dunia perhimpunan para penyelenggara konvensi dan kongres menyatakan bahwa nilai belanja wisatawan MICE besarnya tujuh kali lipat dibanding nilai belanja wisatawan yang berlibur biasa. Wisatawan MICE merupakan sosok yang berpengaruh karena menduduki jabatan papan atas dalam organisasinya.
ICCA sering digunakan sebagai parameter pelaku industri MICE. Organisasi ini menetapkan peringkat dunia berdasarkan negara dan kota. Jika dilihat berdasarkan kota, Bali dan Jakarta termasuk dua destinasi MICE utama Indonesia di mata dunia.
Kementerian Pariwisata telah menetapkan 16 destinasi MICE di Indonesia yang terus dilakukan pengajian. Destinasi tersebut, yakni Jakarta, Bali (Denpasar dan Nusa Dua), Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Batam, Medan, Lombok, Bintan, Manado, Solo, Sumatra Barat (Padang dan Bukit Tinggi), Palembang dan Balikpapan.(ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Yukk! Lingkari Tanggal Festival Pesona Mentawai 2016
Redaktur : Tim Redaksi