jpnn.com - JAKARTA - Direktur Keuangan PT Garuda Indonesia, Hendrito Hardjono mengakui, melemahnya rupiah terhadap dollar AS berdampak pada meningkatnya biaya operasional perusahaan.
Selama ini kata Hendri, anggaran Garuda masih menggunakan patokan nilai tukar rupiah sebesar Rp 10 ribu per dollar AS.
BACA JUGA: Polytron Pasok Produk Elektronik untuk Everton
"Sekarang kelihatannya sudah Rp 11 ribu (per dollar AS) sudah akan stay di angka situ, jadi kita harus meriview lagi cost kita dengan standar yang baru. Kalau tadinya kita di bawah Rp 10 ribu, sekarang ya Rp 11 ribu," ujar Hendrito di Jakarta, Senin (25/11).
Karenanya untuk saat ini perseroan akan mengambil langkah realistis dan akan menyesuaikan dengan perkembangan pasar keuangan di Indonesia. Dan kenaikan harga tiket ini, lanjut dia, sangat mungkin terjadi.
BACA JUGA: Tambah Alat, Pelindo III Gelontorkan Rp 70 Miliar
"Melemahnya rupiah telah mengakibatkan biaya operasional membengkak dan mungkin kita akan melakukan itu (menaikkan harga tiket, red)," pungkas dia.
Mengenai berapa besar kenaikan harga tiket yang akan diberlakukan, Hendri belum bisa mengungkapkannya lantaran masih dikaji lebih lanjut.
BACA JUGA: Garuda Indonesia ATR72-600 Layani Kota Kecil
Dikutip dari data Valas Bloomberg, Senin (25/11), rupiah sempat menyentuh level terburuk yakni Rp11.726 per dolar AS. Namun, kembali menguat ke Rp11.663 per dolar AS. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Malaysia Lirik Peluang Bisnis bersama Investor Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi