Perusahaan penerbangan Indonesia, Garuda memutuskan untuk menghentikan rute penerbangan Denpasar-Brisbane (ibukota negara bagian Queensland) mulai 2 Februari 2015, padahal rute ini baru dibuka kurang dari dua tahun lalu.
Kepastian penghentian rute Denpasar-Brisbane ini diterima oleh ABC hari Senin (12/1/2015) dari perusahaan PR yang menangani Garuda di Australia, Icon International Communications.
BACA JUGA: Galeri Foto Solidarits Atas Korban Charlie Hebdo di Paris
Isu mengenai kemungkinan penghentian penerbangan tersebut sudah muncul di sosial media di kalangan mahasiswa dan masyarakat Indonesia di Queensland dalam beberapa hari terakhir.
BACA JUGA: Banyak Wanita Berusia Lanjut di Australia yang Jadi Tunawisma
Menurut rilis yang dterima ABC Australia Plus Indonesia, Garuda mengatakan bahwa menyusul melemahnya rupiah, naiknya harga bahan bakar, dan juga perubahan kebijakan yang berakibat pada performa perusahaan penerbangan di dunia, Garuda memutuskan untuk mengambil langkah untuk meningkatkan kinerja perusahaan tersebut.
Dalam jawaban terpisah, Manajer Garuda untuk Queensland Aryo Wijoseno mengatakan bahwa manajemen Garuda memutuskan penerbangan Denpasar-Brisbane-Denpasar ditangguhkan mulai dari 2 Februari sampai 24 Oktober 2015.
BACA JUGA: Kisah Wanita Australia Berlibur ke Tempat yang Sama Selama 70 Tahun
"Alasannya karena kinerja rute yang dibuka pada tanggal 1 Agustus 2013 belum memuaskan. Kebijakan manajemen tersebut merupakan bagian dari program restrukturisasi jaringan dan rute yang saat ini sedang dilakukan dalam upaya memaksimalkan sumber daya bagi peningkatan pendapatan." kata Wijoseno.
Sebagian bagian dari restrukturisasi tersebut, selain rute ke Brisbane ini, Garuda juga memutuskan untuk mengurangi jumlah penerbangan ke Jepang, termasuk mengurangi penerbangan dari Jakarta-Haneda (Tokyo) dan Denpasar-Haneda, dan juga menunda pembukaan rute baru termasuk Jakarta-Nagoya.
Mengenai mereka yang sudah membeli tiket untuk penerbangan setelah Februari, Aryo Wijoseno mengatakan bahwa ada dua opsi yang ditawarkan oleh Garuda.
"Pertama adalah pengembalian sepenuhnya (Full Refund) atau mengalihkan penumpang menggunakan GA dari Sydney dimana untuk sektor BNE-SYD-BNE akan ditanggung oleh GA menggunakan penerbangan lain." katanya.
Keputusan penghentian penerbangan Garuda dari Denpasar-Brisbane ini sudah menimbulkan kekecewaan masyarakat Indonesia yang tinggal di negara bagian Queensland, yang jumlahnya sekitar 6000 orang, ditambah sekitar 150 orang yang menjadi mahasiswa bersama keluarga mereka.
Garuda sejak terbang akhir Juli 2013 merupakan penerbangan yang disukai oleh warga Indonesia, karena terbang langsung ke Denpasar, sehingga tidak usah lagi berhenti di tempat lain.
"Selain Garuda, ada juga penerbangan lain yang low budget carrier seperti Virgin Australia dan Jetstar. Namun orang Indonesia di sini umumnya lebih suka naik Garuda karena low budget carrier biasanya masih harus bayar macam-macam dan akhirnya sama saja atau jadi lebih mahal." kata Pan Muhammad Faiz, seorang mahasiswa PhD di Brisbane kepada wartawan ABC L. Sastra Wijaya.
"Sedangkan dengan harga dan layanan khusus Garuda Indonesia, mahasiswa (PPIA) sangat terbantu sekali." tambah Faiz.
Faiz yang pernah menjadi Ketua Umum Persatuan Pelajar Indonesia Australia (PPIA) masih mengharapkan Garuda untuk berubah pikiran. Para mahasiswa Indonesia ini hendak membuat petisi agar Garuda tidak menerapkan keputusan tersebut.
"Menurut saya sebaiknya jangan langsung ditutup total, tetapi cukup dikurangi frekuensi penerbangannya saja. Kalau pun dihentikan sementara, jangan sampai terlalu lama karena nanti memulainya kembali agak berat, karena pasti akan kehilangan rasaa percaya dari para pelanggan di Queensland yang sekarang ini justru mulai meningkat." tambah Faiz lagi.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pencari Suaka Yang Mogok Makan di Darwin Dibawa ke RS Karena Infeksi