Garuda Incar Pasar Los Angeles dan New York

Jumat, 19 Agustus 2016 – 01:17 WIB
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - JAKARTA – PT Garuda Indonesia semakin agresif membidik pasar luar negeri. Maskapai pelat merah itu kini membidik pasar New York (NY) dan Los Angeles (LA) sebagai destinasi rute penerbangan ke Amerika Serikat (AS).

Ini setelah Indonesia dinyatakan lolos kategori 1 standar keselamatan Federal Aviation Administration (FAA). Hingga berubah menjadi kategori 1, Indonesia masih dalam kategori 2 seturut standar FAA.

BACA JUGA: Mandiri Terbitkan Efek Beragun Aset Rp 500 Miliar

Imbasnya sangat luas dan sistemik. Di antaranya tidak boleh mengarungi angkasa Amerika Serikat hingga delapan tahun terakhir. Dengan label kategori 1 FAA maka Indonesia setara dengan Singapura, Filipina, Brunei Darussalam serta Malaysia untuk negara-negara ASEAN.

Juru Bicara PT Garuda Indonesia Benny S Butarbutar mengatakan, akan ada dua hingga tiga penerbangan dalam seminggu untuk kedua rute internasional lintas benua-samudera itu.

BACA JUGA: Kemenpar Geber Paket Wisata Bahari di PATA Travel Mart 2016

"Tidak banyak-banyak dulu, seminggu dua hingga tiga kali agar konsisten," katanya dalam rilis, kemarin.

Dia mengungkapkan langkah pertama adalah untuk memperoleh kepercayaan pasar terlebih dahulu. Dia menuturkan, New York di pantai timur Amerika Serikat dipilih karena sebagai pusat bisnis dunia yang digelari Big Apple.

BACA JUGA: Ratusan Media Mancanegara Bakal Hadiri PATA Travel Mart 2016

Sementara Los Angeles di pantai barat Amerika Serikat juga memiliki pasar tersendiri. Saat ini, lanjut dia, PT Garuda Indonesia belum bisa menerbangkan secara langsung ke Amerika Serikat.

Rencananya, manajemen akan menjadikan Bandara Internasional Narita, di Tokyo, Jepang sebagai poros (hub). "Kalau Haneda lebih banyak penerbangan domestik, jadi kami pilih Narita," jelasnya.

Namun, dia tidak menampik ke depannya akan melayani penerbangan langsung karena lebih disukai pemakai jasa penerbangan, seperti Jakarta-Amsterdam dan London-Jakarta.

Butarbutar mengatakan, pesawat yang akan digunakan berbadan besar sekelas Boeing B-777. "Kita juga datangkan pesawat baru karena dengan teknologi yang dimiliki, aerodinamisnya dan lainnya bisa menghemat 10-15 persen avtur," bebernya.

Pasalnya, lanjut dia, dari struktur biaya operasional, bahan bakar menempati porsi 40 persen. Dia juga menargetkan tingkat keterisian penumpang (load factor) sampai 75 persen agar bisa menopang pendapatan. "Kalau hanya 60 persen, belum bisa, idealnya 75 persen," pungkasnya. (lum/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... SNI Diklaim Dorong Daya Saing Indonesia Hadapi MEA


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler