Garuda Tambah Frequensi Terbang ke 10 Destinasi Wisata

Rabu, 04 Mei 2016 – 23:43 WIB
Arif Wibowo, Direktur Utama Garuda Indonesia. Foto: Dokumen JPNN

jpnn.com - JAKARTA – Sampai akhir tahun ini, Garuda Indonesia akan kedatangan empat pesawat ATR lagi. Pesawat kecil, dengan seats dua di kiri dan dua di kanan, menggunakan baling-baling untuk menjangkau 10 Top Destinasi Pariwisata Prioritas. “Kami juga tengah menjajaki untuk terbang ke Morotai, Maluku Utara,” kata Arif Wibowo, Direktur Utama Garuda Indonesia, saat pembukaan acara Garuda Travel Fair di JCC, Senayan, Jakarta.

Rute Wakatobi dan Labuan Bajo, juga tengah diperhitungkan untuk ditambah frequensi, jika volume traffic-nya sudah memenuhi syarat. Dengan pesawat baru nanti, pulau-pulau indah yang berada di sekitar 10 top destinasi itu bisa diterbangi. “Sekaligus menghidupkan ekonomi dan pariwisata kawasan tersebut,” ujarnya.

BACA JUGA: SIMAK NIH! Tiga Kekuatan Ini Percepat Kemandirian Ekonomi Desa

Jalur Danau Toba melalui Bandara Silangit, kata Arief Wibowo juga akan diganti dengan pesawat baru yang lebih besar daya tampungnya. Saat ini masih menggunakan Explore Bombardier, dengan mesin jet dan komposisi seatsnya, dua di kiri dan kanan. Pertumbuhan arus wisatawan menuju Danau Toba melalui Silangit cukup signifikan.

“Sekaligus, kami menunggu perpanjangan bandara,” ujar dia, yang memang dijanjikan bandara Silangit akan diperpanjang menjadi 2.650 meter dan lebar 45 meter, karena posisinya di atas ketinggian 1.400 meter dari permukaan laut. Bandara yang tinggi seperti itu membutuhkan landasan pacu yang lebih panjang, karena berpotensi tertutup awan.

BACA JUGA: Keuntungan Adhi Karya Tergerus Kurs

Di Morotai,  Wing Air juga sudah terbang ke Bandar Udara Sultan Babullah (Ternate) serta Bandar Udara Pitu, Morotai. Tentu ini akan membuat Morotai, Maluku Utara semakin hidup ekonominya. Wings Air terbang setiap harinya sejak 27 April 2016 dengan rute Ambon-Dobo (PP) dan Manado-Ternate-Morotai dengan jadwal sebagai berikut, Ambon-Dobo pukul 07.50 dan 09.35, Dobo-Ambon pukul 09.55 dan 12.20 (isi bahan bakar di Langgur pukul 10.55) dan Manado-Ternate-Morotai pukul 07.30, 10.30, transit di Ternate 09.20

Selain itu, Morotai-Ternate-Manado pukul 10.50 dan 11.50 transit di Ternate 11.35, Manado-Ternate pukul 12.45 dan 14.35 serta Ternate - Manado pukul 14.55 dan 14.45.

BACA JUGA: Ini Cara Pertamina Lubricants Tingkatkan Distribusi Pelumas

Sementara itu, Sriwijaya Air, setelah menerbangi rute Jakarta Silangit, untuk menghidupkan Danau Toba, juga sudah terbang ke Labuan Bajo, NTT. Tentu, Pulau Komodo dengan Boeing 737-500 itu, dan akan menghidupkan ekonomi di Flores tersebut.

Seperti diketahui, tidak semua kota di 10 Top Destinasi Pariwisata Baru itu memiliki akses yang baik. Dia mencontohkan Toba, yang harus ditempuh 4-5 jam dari Bandara Kuala Namu, Medan. Menurut Menpar Arief Yahya, jarak itu terlalu jauh dan lama. Wisatawan itu sudah bête (tidak betah, red), jika menempuh perjalanan darat lebih dari 2-2.5 jam. Karena itu, harus ada solusi baru, untuk mempersingkat akses menuju geopark dunia yang dikenal dengan istilah “super volcano” itu.

“Karena ini, tahun ini sudah dimulai pembangunan tol dari Kuala Namu ke Tebing Tinggi. Lalu dari Tebing Tinggi ke Parapat jalan akan dilebarkan. Akses dari Bandara Silangit ke Danau Toba juga akan diperlebar dan diperbaiki, saat ini kondisinya masih terlalu kecil. Masih ada satu bandara lagi yang jaraknya juga dekat dengan Toba, yakni Bandara Sibisa, yang juga bertahap akan diperpanjang,” ungkap Menpar Arief Yahya.

Arief Yahya memang punya rumus 3A, untuk pengembangan destinasi wisata Indonesia. Akses adalah prasyarat nomor satu, seperti frequensi penerbangan, infrastruktur bandara, jalan menuju ke lokasi wisata. “Akses yang bagus, cepat, mudah dan murah akan mendorong kemajuan destinasi tersebut,” ungkap Arief Yahya.

“A” yang kedua adalah atraksi. Keindahan apa yang “ditawarkan” kepada wisatawan? Alam? Budaya? Buatan manusia? Atau gabungan dari ketiganya? “Tapi saya tidak pernah merasa ragu dengan keindahan atraksi kita dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia,” ungkapnya. 

Sedangkan “A” yang terakhir adalah amenitas. Seberapa lengkap sarana penunjang pariwisata seperti hotel, resto, café, golf course, convention center, dan sebangsanya? “Ini juga menentukan sukses tidaknya sebuah destinasi,” kata dia.(dkk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Batik dan Tenun Makin Inovatif


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler