JAKARTA --Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh, mengakui bahwa energi gas yang ada di Indonesia lebih banyak diekspor ketimbang dipergunakan di dalam negeriPadahal, jika energi gas ini dioptimalkan penggunaannya di Indonesia, maka akan dapat menghemat pemakaian Bahan Bakar Minyak dan mengurangi subdisi.
"Gas di Indonesia ada
BACA JUGA: Kemenpera Bantu 5.000 Rumah PNS di Manado
Bahkan data statistik menunjukkan gas yang diproduksi lebih tinggi daripada kebutuhan kitaDia menegaskan, memang untuk melakukan optimalisasi itu dibutuhkan investasi besar dengan membangun receiving terminal (terminal penerima) gas
BACA JUGA: DPR: Ada Kartel Dibalik Impor Pangan
Kendalanya, menurut dia, selama ini sumber daya gas itu banyak terdapat di luar Sumater dan JawaBACA JUGA: Hatta: Ketergantungan Pembangkit pada BBM Bisa Ditekan
Sehingga dibutuhkan sarana untuk menyalurkan dan menyimpan gas itu setelah dieksplorasi.Menurut dia, pemerintah sudah mempunyai strategi untuk membangun tiga terminal penerima gasMasing-masing satu di Sumatera, Jawa Barat dan Jawa Timur.
"Biaya investasinya Rp3 triliun hingga Rp3,5 triliun," katanya.
Politisi Partai Demokrat itu menegaskan, jika bisa terbangun, maka akan menghemat biaya sebesar Rp25 triliun hingga Rp28 triliun"Penghematannya darimana? Dengan adanya receiving terimal, gas yang ada di bawa ke Jawa dan Sumater untuk bahan bakar mesin pembangkit listrik PLNDengan demikian penggunaan BBM PLN bisa diturunkan menjadi delapan persen," kata Darwin.
Lebih jauh dia mengatakan, pemerintah saat ini sudah ada program bagaimana agar listrik bisa kompetitif dan terjangkau"Caranya dengan memperbanyak penggunaan gas dan batu bara dalam pembangkit listrik," katanya.
Tentunya kata dia, untuk berinvestasi itu membutuhkan infrastruktur"Kita terus berupaya memenuhi kebutuhan dalam negeri," jelasnya.
Ketua Komisi VII DPR RI, Teuku Rifky Harsa, mengatakan, memang untuk mengalirkan gas diidperlukan infrastruktur. "Itu sedang disiapkan," tegasnya di kesempatan yang sama(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Priamanaya Investasi Rp 2,3 Triliun
Redaktur : Tim Redaksi