BACA JUGA: Bush Sempat Beri Dua Grasi dan Telepon Belasan Kolega
Juru Bicara Gazprom Boris Sapozhnikov mengatakan, gas kembali dialirkan ke pipa-pipa milik perusahaan gas Ukraina, Naftogaz, sekitar pukul 10.30 waktu setempat (14.30 WIB)
BACA JUGA: Joe Biden, Bukan Sekadar Wakil Presiden
Kepada Associated Press, stasiun pemantau meteran di Pisarevka juga memberikan laporan yang samaNaftogaz membenarkan kabar dari Gazprom itu
BACA JUGA: Warga Gaza Kritik Hamas
Aliran gas dari Rusia sudah sampai ke pipa-pipa merekaTapi, menurut Naftogaz, aliran gas itu baru bisa kembali dinikmati konsumen UE hari iniSebab, butuh waktu 36 jam bagi gas dari Rusia untuk sampai di ujung pipa Ukraina yang menuju UESenin (19/1) petang, kesepakatan kontrak gas Rusia dan Ukraina lahir dalam pertemuan empat mata Perdana Menteri (PM) Ukraina Yulia Tymoshenko dengan PM Rusia Vladimir PutinSesuai kesepakatan yang sudah diteken bersama, Ukraina bakal menerima diskon harga sebesar 20 persen dari harga gas rata-rata yang berlaku di EropaJika harga rata-ratanya USD 450 (sekitar Rp 5 juta) per 1.000 meter kubik, Ukraina hanya membayar USD 360 (sekitar Rp 4 juta)
"Tapi, harga gas di Eropa diperkirakan anjlok tahun ini akibat turunnya harga minyak dunia," ujar Ronald Smith, strategist Alfa Bank Moskow
Sementara itu, Komisi UE mematok tenggat waktu tiga hari untuk kiriman gas dari RusiaJika selama tiga hari ke depan masih stabil, UE tak akan mencari supplier gas baru sebagai pengganti Rusia"Kami akan percaya bahwa semuanya sudah kembali normal setelah gas mengalir lancar selama tiga atau empat hari," papar Menteri Perindustrian Ceko Martin Riman, seperti dikutip Agence France-PresseCeko adalah pemimpin UE saat ini
Rusia menghentikan aliran gasnya ke pipa-pipa ke Ukraina mulai 7 Januari laluAkibatnya, negara-negara anggota UE dan sebagian wilayah Eropa yang lain mengalami krisis energiSedikitnya 15 negara di kawasan Balkan dan Eropa Timur terpaksa bertahan tanpa listrik dan mesin pemanas selama sekitar dua pekan(hep/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengawal Obama Paling Khawatir Senjata Kimia
Redaktur : Tim Redaksi