Warga Gaza Kritik Hamas

Selasa, 20 Januari 2009 – 09:30 WIB
GAZA - Terhitung sejak Minggu (18/1), Jalur Gaza mulai agak tenangMalam sebelumnya, setelah rapat kabinet, Israel mengumumkan gencatan senjata meski tak langsung menarik pasukannya

BACA JUGA: Pengawal Obama Paling Khawatir Senjata Kimia

Itu sebabnya, masih sempat meletus keributan "kecil" dengan Hamas.

Tapi, kemarin (19/1) Gaza benar-benar steril dari peluru
Israel berjanji menarik pasukan sebelum Barack Obama dilantik sebagai presiden Amerika Serikat dini hari nanti WIB

BACA JUGA: Burung Penabrak Dikira Itik

Hamas pun menganggap momen ini sebagai bentuk kemenangan mereka atas Israel.

Lantas, turut banggakah warga Gaza atas "kemenangan" Hamas itu? Ternyata tidak semua
Tak sedikit bahkan yang terang-terangan mengkritik pilihan jalan keras Hamas dalam menghadapi Israel.

"Gencatan senjata ini tak berarti apa pun bagi kami

BACA JUGA: Atap Roboh, Sembilan Jemaat Tewas

Jika satu roket menewaskan satu orang warga Israel, itu dibalas dengan ratusan nyawa warga kami dan kehancuranTak ada hasil politik apa pun selain kehancuran,'' aku Shawqi Sultan, pria 44 tahun penduduk Gaza yang terpaksa mengungsi ke kamp Jabaliya sejak 10 hari lalu, kepada harian Inggris The Guardian.

Warga Gaza lain yang selama ini mendukung Hamas berharap organisasi militan itu mengambil hikmah dari pertempuran iniBagaimanapun, serangan roket Hamas telah turut menyulut api peperangan"Saya tak puas dengan roket-roket ituTak ada untungnya peperangan ini,'' ujar Zakia Dabor, perempuan 50 tahun yang rumahnya hancur saat serangan udara pertama Israel di Salatin.

Dabor menginginkan perdamaian ini abadi selamanyaBukan hanya seminggu seperti isi ultimatum Hamas terhadap Israel tentang penarikan pasukan"Saya takut mereka (Israel) kembali dan menghancurkan lebih banyak,'' sambungnya.

Dabor memang tak terang-terangan menyalahkan Hamas, namun mengaku yakin dengan kekuatan "langit"Itu terbukti, meski serangan Israel datang dari berbagai penjuru, Hamas toh tetap eksis.

Bila Dabor masih "mendua" soal Hamas, tidak demikian halnya dengan Wael SamouniPria 39 tahun itu tak sanggup menyembunyikan kegeramannya pada rival politik Fatah tersebut"Ini karena roket, karena HamasInilah yang dijanjikan mereka sejak dulu terpilih, hanya kehancuran,'' katanya.

Wajar kalau Samouni geramPerang ini amat menghancurkan kehidupannyaPutri dan istrinya tewas akibat tembakan brutal Israel ke sebuah rumah tempat 100 warga meringkuk di dalamnyaInsiden itu terjadi di Zeitoun, bagian utara Gaza, 4 Januari laluSejak itu dia mengungsi bersama sekitar 100 ribu warga lain untuk mencari perlindungan.

Meredanya konflik di Gaza juga memberi kesempatan kepada dunia untuk melihat betapa hancurnya wilayah yang dikuasai Hamas sejak 2007 tersebutDi Rafah, misalnyaRumah-rumah, kantor pemerintahan, dan taman bermain rata dengan tanah. (ape/ttg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Gaza Kritik Hamas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler