jpnn.com - TARAKAN – Suasana Bandara Juwata Tarakan berubah mencekam. Puluhan polisi bersama petugas keamanan bandara memperketat pengamanan kawasan bandara terbesar di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) tersebut.
Ini dilakukan setelah petugas ATC di bandara menerima telepon gelap dari seorang pria yang mengatakan akan ada bom yang meledak di salah satu pesawat yang masuk ke Tarakan.
BACA JUGA: Anggota TNI AU Ini Selamatkan Pria Yang Hendak Bunuh Diri
“Saya langsung menghubungi pak Kapolres untuk menindaklanjuti laporan dari staf kami,” kata Syamsul Banri, Kepala Bandara Juwata Tarakan.
Keputusan sigap akhirnya dilakukan. Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 757 tujuan Tarakan-Balikpapan yang seharusnya berangkat pukul 17.25 Wita, ditunda dengan alasan keselamatan penerbangan.
BACA JUGA: Perjuangkan Outer Ring Road Siantar Didanai APBN
Untuk memastikan teror bom tersebut, seluruh barang bagasi yang ada di dalam pesawat diturunkan termasuk pilot dan pramugari. Sementara itu semua penumpang yang sudah berada di ruang tunggu keberangkatan, diminta untuk keluar dari terminal untuk dilakukan sterilisasi oleh tim Gegana Brimob Polda Kaltim.
Dugaan kuat benda mencurigakan tersebut ada di bagasi pesawat. Alhasil, seluruh barang bagasi penumpang dilakukan pemeriksaan ulang di x-ray bagasi.
BACA JUGA: Rebut Kembali Kedaulatan Udara di Natuna dan Batam!
Sementara itu, sekitar pukul 19.00 Wita, petugas dari Jibom (penjinak bom) Gegana Brimob Polda Kaltim mulai melakukan penyisiran di pesawat Lion Air yang sudah dikosongkan sejak sore. Termasuk barang bagasi penumpang yang sudah melalui X-Ray, diperiksa ulang oleh tim gegana.
Radar Tarakan (Grup JPNN.com) melaporkan, sebuah tas koper dan sebuah kotak sempat dicurigai petugas karena terdapat kabel. Tas dan kotak tersebut langsung dievakuasi ke terminal untuk dilakukan pengecekan ulang menggunakan X-Ray dan peralatan khusus milik Gegana. Namun selang beberapa menit kemudian, petugas yang membawa benda mencurigakan tersebut menyatakan status aman.
“Prosedur kami, jika ditemukan barang yang mencurigakan sesuai SOP wajib dilakukan pemeriksaan ulang lebih teliti supaya kita pastikan barang benar-benar aman,” kata Kompol Dieno Hendro Widodo, Komandan Brimob Detasemen C Pelopor Tarakan.
Dari hasil pengecekan, tas yang dicurigai tersebut ternyata membawa peralatan kesehatan milik penumpang. Pemeriksaan pesawat tidak cukup hanya di situ. Sebuah pesawat Lion Air lainnya yang baru mendarat di bandara saat petugas melakukan pengecekan, juga dilakukan sterilisasi. Pesawat tersebut adalah Lion Air dengan nomor penerbangan JT 627 direct Tarakan Jakarta.
Teror adanya benda mencurigakan pada dua pesawat Lion Air tersebut membuat penerbangan tertunda sekitar dua jam. Penundaan tersebut ditanggapi beragam oleh penumpang Lion Air.
Ada yang mengeluhkan pemeriksaan pengamanan yang memakan waktu cukup lama, namun ada juga beberapa penumpang yang memahami pemeriksaan yang dilakukan demi keselamatan penumpang.
Kapolres Tarakan, AKBP Sarif Rahman mengatakan dalam menghadapi situasi kontigensi seperti ini semua petugas harus selalu siap. Salah satunya adalah bandara yang merupakan objek vital.
“Memang sudah ada SOP, ketika ada masalah kita harus siap 24 jam,” kata AKBP Sarif.
Diakui kapolres, usai menerima telepon dari kepala bandara, dia langsung menghubungi Kabag Ops dan Komandan Brimob.
“Dan respon timenya sangat bagus. Kita tidak berharap ada kejadian, tapi dengan kecepatan ini bisa memberikan ketenangan kepada masyarakat,” kata Sarif.
Menurut kapolres, timnya hanya membutuhkan waktu 8 menit untuk tiba di bandara.
“Kita harapkan memang di bawah 10 menit,” katanya dalam simulasi tersebut.(ddq/ris/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Faktor Ini Bikin Ahok Telat Ajukan Ranperda P2APBD DKI
Redaktur : Tim Redaksi