Ketidakseimbangan gender yang ada pada bayi-bayi yang baru lahir memang telah menjadi problema di negeri itu
BACA JUGA: PBB Resmikan Tahun Biodiversity
Menurut kajian tersebut, dengan populasi warga sebesar 1,3 miliar, salah satu penyebab dari masalah ini adalah kecenderungan perbuatan aborsi untuk jenis kelamin tertentu (wanita).Sebagaimana banyak diketahui pula, hal tersebut ikut dipengaruhi oleh kepercayaan tradisional Cina menyangkut (pentingnya) keberadaan anak laki-laki
Kenyataan itu memang tak terbantahkan, terutama di daerah pedesaan
BACA JUGA: Perangi Salju dengan Garam
Kebiasaan itu bahkan kian parah sejalan dengan hadirnya teknologi USG sejak era 1980-anPenentangan terhadap tradisi ini terutama muncul dari pasangan-pasangan muda Cina di kawasan perkotaan, terutama yang bersiap memiliki anak pertama atau keduanya
BACA JUGA: Gempa Besar Guncang California
Namun nyatanya, trend ini masih berlanjut, bahkan di beberapa provinsi jauh lebih parah, dengan perbandingan kelahiran anak laki-laki dan perempuan mencapai 130 banding 100.Selain masalah keberadaan warga laki-laki yang berlebihan, kenyataan ini menurut kajian akademi tersebut, juga berpotensi memarakkan persoalan lainDi antaranya yaitu praktek prostitusi paksa, bahkan juga human trafficking, yang di beberapa provinsi di Cina belakangan sudah tercatat meningkat(ito/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Al Balawi Tinggalkan Seruan Jihad
Redaktur : Tim Redaksi