Gawat, Diare Semakin Mewabah

Selasa, 21 Oktober 2014 – 02:15 WIB

jpnn.com - BANDARLAMPUNG - Penyakit diare semakin mewabah di kota ini. Itu bisa terlihat dari kondisi Ruang Alamanda Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hi. Abdul Moeloek (RSDUAM) yang dipenuhi oleh anak-anak yang menderita penyakit tersebut.

Selama satu pekan ke belakang, jumlah pasien anak-anak penderita diare yang dirawat di Ruang Alamanda mencapai 20 orang. Rata-rata, mereka adalah rujukan dari RSUD A. Dadi Tjokrodipo (RSUDDT) Bandarlampung.

BACA JUGA: Barang Tertinggal di Jogja, Penumpang Lion Air Kecewa

Kepala Ruang Alamanda Ida mengakui sejak sepekan belakangan ini, anak usia 2 tahun ke bawah penderita diare banyak dirawat di ruangannya. ”Ya, Ruang Alamanda didominasi oleh anak-anak penderita diare. Sampai-sampai kami sulit menempatkan pasien yang menderita penyakit lain agar tidak tertular diare,” kata Alamanda, seperti dilansir Radar Lampung (JPNN Grup), Selasa (21/10).

Sementara, salah satu pegawai RSUDAM yang bertugas di bagian pendaftaran yang enggan namanya dikorankan juga mengakui jika dalam sepekan ke belakang ini banyak pasien anak-anak yang menderita diare dirawat inap di RSUDAM.

BACA JUGA: Mahasiswa Desak Jokowi Bentuk Mekarkan Provinsi Aceh

”Mereka kebanyakan rujukan dari RSUDDT. Petugas RSUDDT yang mengantar mengatakan, pasien dirujuk karena di RSUDDT sudah dipenuhi penderita diare, makanya dirujuk ke RSUDAM. Jadi wajar saja kalau kondisi Ruang Alamanda saat ini penuh,” ucapnya.

Sementara, Radar Lampung kemarin sempat menyambangi RSUDDT, namun sayang salah satu petugas rumah sakit tersebut melarang wartawan koran ini melihat ruang rawat inap anak di sana.

BACA JUGA: Bunuh Teman Gara-gara Rp 20 Ribu

”Petugas yang mengurusinya lagi nggak ada mba. Nanti saja menunggu petugas yang berkompeten,” kata perempuan berjilbab itu.

Sebelumnya, Kadiskes Bandarlampung dr. Amran mengatakan, setiap puskesmas yang ada di Kota Tapis Berseri sudah disiapkan ruangan untuk berkonsultasi bagi pasien penderita diare. Di mana, ruangan atau tempat tersebut diberi nama Pojok Oralit.

"Kami sudah tempatkan Pojok Oralit. Ini berfungsi bagi siapa saja warga Bandarlampung yang ingin berkonsultasi atas penyakitnya bisa dilayani melalui Pojok Oralit," ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga telah melakukan penyuluhan terhadap warga yang daerahnya diduga telah diserang wabah diare. Sayangnya, Amran enggan menyebutkan daerah mana saja yang sudah terserang penyakit diare.

"Pastinya, kami sudah menempatkan petugas di setiap puskesmas untuk melakukan penyuluhan ke warga sekitar. Inilah salah satu upaya kami untuk mencegah diare yang menyerang Bandarlampung," akunya.

Diketahui, wabah diare yang menyerang Bandarlampung sempat menelan korban. Adalah Muhammad Fattan yang diduga meninggal dunia lantaran terserang diare, Kamis malam (9/10).

Bayi berusia tujuh bulan ini dikabarkan meninggal dunia saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Imanuel Bandarlampung. Sebelum dirawat di RS, bayi ini sempat buang air besar berkepanjangan selama tiga jam.

Terkait wabah diare ini, Wali Kota Bandarlampung Herman H.N. mengimbau orang tua maupun anak-anaknya yang terkena diare untuk langsung ke puskesmas terdekat atau rumah sakit yang ada di Bandarlampung.

"Kan sudah gratis semua rumah sakit di Bandarlampung bagi pemilik kartu jamkesda dan BPJS," kata dia, Jumat (10/10).

Orang nomor satu di Bandarlampung ini juga mengimbau warga agar memilih makanan serta tidak jajan dan makan sembarangan. "Datang saja ke puskesmas untuk ditangani secara medis. Oralit juga sudah tersedia di puskesmas,"  katanya. (cw9/whk)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anang Masih Bingung Dengan Haknya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler