jpnn.com - TANA PASER – Defisit anggaran yang dialami Pemerintah Kabupaten Tana Paser makin pelik. Berbagai wacana pun mengapung untuk mengatasi permasalahan besar tersebut.
Salah satunya ialah pemotongan gaji insentif pegawai, baik yang berstatus PNS maupun pegawai tidak tetap. Opsi lainnya adalah penjualan aset daerah tak bergerak.
BACA JUGA: Kabar Terbaru Mahasiswi Cantik yang Pamer Dada
Wacana itu pun memantik reaksi DPRD Tana Paser. Ketua Komisi I Abdullah mengatakan, permasalahan itu harus segera dicarikan jalan keluarnya.
“Ada 4.500 orang PTT di Paser dengan gaji rata-rata Rp 1,2 juta per bulan. Namun jika total gaji PTT tiap bulan ditambah insentif pegawai, maka nilainya jadi luar biasa,” ujarnya pada Radar Kaltim, Kamis (15/9).
BACA JUGA: BP Terapkan Sistem Pembayaran Online, Puluhan Agen Kapal Mogok Kerja
Jika memang solusi itu akan digunakan, Abdullah meminta potongan yang diterima masing-masing pegawai tidak terlalu besar.
“Nah koordinasi Pemkab dengan DPRD masih berjalan, ada sejumlah opsi yang kami tawarkan, misalnya menarik sebagian dividen, pinjam dulu dana pusat nanti dibayar dengan APBD,” ujarnya.
BACA JUGA: Kecelakaan Kapal di Lombok, 2 Orang Meninggal
Terpisah, Wakil Ketua DPRD Paser Abdul Latif Thaha akan terus meminta kepada pemkab agar memprioritaskan gaji guru di sekolah swasta. Sebab, sampai saat ini dana BOS daerah untuk sekolah swasta tidak kunjung dicairkan.
“Kita berpikir secara manusiawi, para guru mendidik anak-anak menjadi pintar, namun tidak didukung ketersediaan anggaran yang memadai,” kata Latif. (nik/hfz/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sinar Mas Forestry Bantu Renovasi Rumah Keluarga Praka Wahyudi
Redaktur : Tim Redaksi