Gawat! Rekening Sejumlah Nasabah Bank Dibobol

Selasa, 06 Desember 2016 – 07:35 WIB
Antri di ATM. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - PONTIANAK - Sejumlah nasabah Bank Negara Indonesia (BNI) di Pontianak mengaku rekeningnya dibobol.

Para korban mendatangi Kantor Cabang Pembantu BNI di Jalan Sungai Raya Dalam, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya untuk mengadukan permasalahan tersebut, Senin (5/12).

BACA JUGA: Pesta Sabu-Sabu Ditemani Tiga Anjing Penjaga

Menurut informasi yang dihimpun Pontianak Post (Jawa Pos Group), ada sebanyak empat nasabah BNI yang mengalami nasib serupa.

Satu diantaranya adalah Jumadi, dosen FISIP Universitas Tanjungpura Pontianak. Ia mengalami kerugian sebesar kurang lebih Rp8 juta.

BACA JUGA: Jenazah Pria Misterius Mengambang di Kali Brantas

Menurut Jumadi, hal itu disadarinya setelah ada SMS Banking yang masuk ke telepon genggamnya pada Minggu (4/12) sekitar pukul 20.00.

Pada SMS Banking tersebut menyatakan terjadi penarikan secara tunai sebesar kurang lebih Rp 4 juta.

BACA JUGA: Warga Curiga Aksi Bongkar Muat Tabung Gas 3 Kg, 3 Pelaku Ditangkap

Kemudian, selang beberapa menit kemudian terjadi penarikan tunai sebesar kurang lebih Rp 3 juta, dengan total kurang lebih Rp 8 juta.

"Padahal saya tidak merasa menarik uang saya, kok ada pemberitahuan melalui SMS Banking," katanya.

Melihat keanehan itu, ia langsung menghubungi call center BNI untuk melakukan pemblokiran.

"Malam itu juga langsung saya blokir," lanjutnya.

Keesokan harinya, Senin (5/12), ia mendatangi Kantor Cabang Pembantu BNI di Jalan Sungai Raya Dalam, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya untuk mempertanyakan hal tersebut.     

"Saya pikir kasus ini hanya menimpa pribadi saya. Ternyata ada beberapa nasabah yang mengalami hal serupa," terangnya.

Jumadi menduga, kasus yang dialaminya bersama nasabah lain merupakan kejahatan siber (cyber crime). Pelaku menggunakan modus skimming (pencurian data nasabah).

Menurutnya, peristiwa semacam itu tidak hanya menimpa pada nasabah bank di Pontianak. Bahkan salah satunya merupakan warga Banjarmasin yang kebetulan bekerja di Kalimantan Barat.

"Kami berharap, bank lebih meningkatkan sistem keamanannya. Jangan sampai nasabah tidak lagi percaya terhadap sistem perbankan," harapnya.    

Nasib serupa juga dialami Kasiono. Divisi Umum, Keuangan, dan Logistik Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalimantan Barat itu menderita kerugian sebesar Rp 12 juta, hingga saldo di rekeningnya ludes.    

Raibnya uang dalam rekening miliknya baru disadari pagi hari, setelah dirinya mengecek handphone dan melihat ada pesan SMS Banking.

Awalnya ia tak curiga dan menganggap pesan SMS Banking tersebut dikirim dari bank yang menawarkan kredit.

Namun, setelah diteliti dengan seksama, ternyata terjadi penarikan tunai sebanyak empat kali dengan jumlah kurang lebih Rp 12 juta.

"Usai kegiatan di kantor, pukul 19.00 pulang ke rumah. Kemudian pukul 20.30, tidur. Kemudian bangun salat subuh. Habis salat subuh melihat hanphone, ada SMS banking masuk. Saya pikir kredit. Ternyata penarikan tunai," ceritanya.

Menurut Kasiono, terjadi penarikan tunai sebanyak empat kali dalam satu malam. Penarikan pertama sekitar pukul 22.01, sebesar Rp3.032.141.

Demikian juga penarikan yang kedua senilai Rp3.032.141. Kemudian selang tiga menit kemudian terjadi penarikan dengan nilai sama.

Selanjutnya pukul 01.10 terjadi penarikan sebesar Rp3.335.355. Sehingga saldo yang ada tinggal Rp123.407.

Melihat kejanggalan tersebut, ia memutuskan untuk mendatangi Kantor Cabang Pembantu BNI di Jalan Sungai Raya Dalam, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kabu Raya.

"Saya pikir hanya terjadi pada diri saya. Pas saya ke BNI, ternyata ada beberapa orang yang mengalami nasib serupa," katanya.

Sejumlah korban kemudian melakukan komplain dan minta penjelasan kepada pihak bank.

Namun kemudian, menurut Kasiono, pihak bank akan menjamin bahwa aman dan akan dikembalikan.

Sementara itu Kepala Cabang Pembantu BNI Sungai Raya melalui satuan keamanannya menyampaikan, pihaknya enggan komentar.

Menurutnya, pihak BNI akan mempelajari terlebih dahulu apakah memang terjadi kesalahan pada sistem atau terjadi kejahatan perbankan. (arf/sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ya Ampun, Kakek Kok Segitunya Sih Sama Balita 4 Tahun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler