jpnn.com - KOTA KINIBALU - Salah satu unit dari kelompok bersenjata Abu Sayyaf dilaporkan sudah terlalu ingin mendapatkan uang tunai cepat, dari hasil tebusan sandera mereka.
Unit yang dimaksud adalah yang menyandera empat warga negara Malaysia 1 April lalu. Penculikan dan penyanderaan ketika itu, juga hampir menjadikan warga negara Indonesia yang satu kapal menjadi korban.
BACA JUGA: Biadab! ISIS Eksekusi 1 Wartawan dan 1 Polisi, Caranya..
Profesor Octavio Dinampo, salah seorang aktivis anti penculikan yang berbasis di Jolo, Filipina, mengungkap, munculnya postingan empat WN Malaysia yang disandera di sebuah akun facebook beberapa hari lalu, menandakan kelompok penyadera ingin terus menekan keluarga korban agar segera bernegosiasi.
"Mereka (Abu Sayyaf) tahu pihak berwenang Malaysia tidak bersedia tawar menawar dengan orang-orang bersenjata. Apalagi, Malaysia juga sudah mengeluarkan kebijakan menghentikan semua perdagangan antara Sabah-Filipina setelah penculikan tersebut," ujar Dinampro, seperti dikutip dari The Star, Senin (18/4).
BACA JUGA: Menpar Pamerkan Surga Bawah Laut Indonesia pada Dunia
Kebijakan itu sudah menyebabkan kenaikan harga barang-barang pokok seperti beras dan bahan bakar di sekitar Jolo dan Tawi tawi (Filipina selatan) naik.
Dinampo menambahkan, unit dari kelompok Abu Sayyaf ini juga membutuhkan uang tunai cepat untuk membantu rekan-rekan mereka di pulau Basilan, yang dilaporkan semakin terdesak. Ya, kelompok Abu Sayyaf di Basilan kini sedang berkonfrontasi langsung dengan militer Filipina yang menggelar operasi besar-besaran demi menangkap salah satu pimpinan Abu Sayyaf di Basilan, Isnilon Hapilon.
BACA JUGA: 80 Warga Masih Tertimbun Akibat Gempa
"Ini semakin rumit. Itulah sebabnya mereka mencoba untuk mendapatkan uang tunai secepat mungkin," kata Dinampo. (adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Meski di Ujung Tanduk, Dilma Rousseff Belum Menyerah
Redaktur : Tim Redaksi