jpnn.com, JAKARTA - PT GazEgas Pasifik Internasional meluncurkan sistem penjualan peralatan hulu minyak dan gas bumi secara daring. Sistem ini merupakan yang pertama di Indonesia yang secara penuh mendukung perkembangan industri dalam negeri serta menjawab kebutuhan proses pengadaan secara realtime di industri energi Dan pertambangan.
Direktur Pengembangan Bisnis GazEgas D S Prayoga mengatakan, zaman era digitalisasi saat ini menuntut para pelaku bisnis untuk bisa bersaing secara efektif dan cost-efisien. Salah satunya berusaha untuk bisa menekan biaya pada sektor pengadaan khususnya dalam industry energi dan pertambangan.
BACA JUGA: Inilah Jenis Profesi-Profesi Baru Bakal Sangat Dibutuhkan
"Kami mengusung konsep simplify, timeless dan costless di mana platform ini mempermudah transaksi jual beli antara vendor dan konsumen," kata dia dalam keterangan yang diterima, Senin (17/7).
Dia mengatakan, platform ini juga menyediakan fitur-fitur canggih seperti e-negotiation room untuk mempermudah kolaborasi antarpihak dalam proses transaksi untuk kebutuhan business to business (B2B), khususnya sektor industri energi dan pertambangan
BACA JUGA: Perajin Diminta Berani Buka Toko Online
Prayoga meyakini dalam tiga tahun sampai lima tahun ke depan kebutuhan platform digital serupa akan meningkat di dalam industri minyak bumi atau pertambangan seiring dengan perubahan skema kerja sama kontraktor dan pemerintah
"Dengan tema utama found and to be found oleh para tenaga ahli di bidang teknologi, logistik dan didukung, pemasaran dan perdagangan, menjadikan digital terlengkap di mana GazEgaz sebagai satu satunya wadah pelaku usaha dalam negeri dapat saling dipertemukan dengan konsumen secara lebih mudah," kata dia.
Sementara itu, Aryo Handono selaku IT Digital Profesional menambahkan, penggunaan sistem ini akan merevolusi bisnis proses pengadaan dalam industry oil and gas serta mengakselerasi kompetisi, baik yang terjadi di antara pihak produser dalam memberikan produk dan layanan yang terbaik.
Komisaris Independen GazEgas Hardiono menambahkan, investasi yang dikeluarkan untuk membangun digital trading platform tersebut sekitar Rp 14 miliar. Investasi tersebut dikeluarkan dalam kurun waktu setahun sejak dibangunnya digital platform pada Oktober 2017.
Dia mengatakan, kehadiran digital trading platform ini akan mengubah sistem tender tertutup menjadi lebih terbuka dan transparan sehingga biaya pengeluaran kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) akan lebih efisien.
"Kami percaya, yang inovatif dan kreatif dapat bersaing, khususnya dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi dalam negeri ini," kata dia. (tan/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga