Gde Agung: Bu Risma Punya Sense of Crisis yang Tinggi, Wajar Beliau Marah

Kamis, 21 Oktober 2021 – 14:57 WIB
Menteri Sosial Tri Rismaharini saat mengunjungi masyarakat terdampak bencana gempa di Bali dan menyerahkan bantuan, Senin (18/10). Foto: Kemensos

jpnn.com, BANGLI - Tokoh masyarakat Bali Anak Agung Gde Agung mengapresiasi langkah cepat Menteri Sosial Tri Rismaharini membantu masyarakat terdampak bencana gempa di daerahnya.

Gde menilai Mensos Risma memiliki 'sense of crisis' yang tinggi.

BACA JUGA: Mensos Minta Bupati Bangli Siapkan Lokasi Bufferstok Pangan untuk Penyintas Bencana

“Saya sebagai perwakilan masyarakat Bali sangat mengapresiasi kunjungan Ibu Mensos. Beliau datang langsung ke lokasi bencana, menemui warga dan menyalurkan bantuan,” kata Gde Agung di Bali, Kamis (21/10).

Pernyataan tersebut disampaikan sebagai respon usai berkunjung bersama Mensos Risma ke lokasi gempa di Bangli, Senin (18/10).

BACA JUGA: Anggota DPD dan DPR: Mensos Risma Punya Sikap Tegas, Wajar Marah

Menurut Gde Agung, gaya kepemimpinan Mensos patut menjadi referensi para pemangku kebijakan, baik di daerah maupun pusat.

"Bu Mensos tidak canggung melintasi danau dengan perahu, bertemu langsung dan mendengarkan dengan sabar aspirasi warga," kata anggota Komite lll DPD itu.

BACA JUGA: Ini Pesan Mensos Risma Usai Resmikan SKA Paramita, Simak!

Dari diskusi di lokasi bencana seperti di Desa Trunyan, Mensos langsung mengeksekusi berbagai keputusan yang memberikan solusi dan manfaat.

"Seperti menginstruksikan pendirian lumbung sosial, tenda untuk relokasi warga dan juga menawarkan bantuan perahu," kata mantan Bupati Badung itu.

Kebiasaan Mensos yang kerap langsung terjun ke lapangan, menurut Gde Agung, membawa kelebihan tersendiri.

“Dengan cara tersebut justru membuat masalah bisa dipotret langsung di lokasi kejadian tanpa prosedur panjang,” katanya.

Gde Agung memastikan Komite III DPD akan terus menjalin kerja sama dan meningkatkan sinergi dengan Kementerian Sosial.

"Karena permasalahan sosial ini begerak dinamis sejalan dengan dampak pandemi yang menimbulkan berbagai permasalahan termasuk kemiskinan," katanya.

DPD akan terus mendukung dan melakukan pengawasan terhadap berbagai program Kemensos.

"Program Kemensos di bawah Bu Risma sudah on the track. DPD memastikan akan terus mendukung Bu Risma," katanya.

Soal Mensos Risma sering marah yang jadi sorotan publik, bagi Gde Agung bukan persoalan serius.

"Wajar beliau marah karena ada persoalan terkait hajat hidup orang banyak yang tidak berjalan baik, seperti bantuan sosial yang tidak tersalurkan, terlambat atau salah sasaran," kata Gde Agung yang mengaku telah berteman sejak Risma masih menjabat Wali Kota Surabaya.

Bansos untuk Bali

Bantuan sosial dari Kemensos untuk Provinsi Bali total sebesar Rp 474.101.575.000.

Bantuan terdiri dari Program Keluarga Harapan (PKH) sebesar Rp 214,8 miliar, dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)/Kartu Sembako Rp 259,2 miliar.

Untuk BPNT di Provinsi Bali menjangkau 19.358 Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Data menunjukkan, yang belum transaksi di Kabupaten Badung sebanyak 460 KPM, Jembrana sebanyak 2.727 KPM, Tabanan 1.872 KPM, Gianyar 3.563 KPM, Denpasar 741 KPM, Klungkung sebanyak 1.690 KPM, Bangli 2.807 KPM, Buleleng 2.735 KPM, dan Karangasem 2.763 KPM.

Untuk PKH, berdasarkan data per 18 Oktober, pada tahap 3 PKH di Provinsi Bali menjangkau 106.859 KPM dengan nilai bantuan Rp 73,913 miliar.

Berdasarkan data per 14 Oktober, pada tahap 3 diketahui sebanyak 3.317 KPM di Provinsi Bali tidak transaksi. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kemensos   marah   Bansos   Mensos Risma   Bu Risma  

Terpopuler