jpnn.com, PARIS - Urusan karantina COVID-19 berpotensi memicu konflik antara dua raksasa Eropa, Inggris dan Prancis.
Inggris sejak 15 Agustus mewajibkan semua orang yang tiba dari Prancis untuk langsung mengisolasi diri, dengan alasan tingkat infeksi COVID-19 di Prancis tinggi.
BACA JUGA: Bakamla RI Kembali Perangi Narkoba di Tengah Pandemi Covid-19
Pada Jumat (21/8), Inggris juga mengatakan semua orang yang berangkat dari Inggris ke Prancis diwajibkan membuat pernyataan bahwa mereka tidak memiliki gejala virus corona atau melakukan kontak fisik dengan pengidap corona selama 14 hari sebelum melakukan perjalanan.
Kebijakan itu jelas membuat Prancis kesal dan meluncurkan kebijakan balasan. Dalam beberapa hari mendatang Prancis akan balas memberlakukan kewajiban karantina 14 hari.
BACA JUGA: Jenderal Andika Beber Data tentang Prajurit TNI AD Korban Covid-19
"Kita akan melakukan langkah yang disebut timbal balik sehingga teman-teman kita di Inggris tidak menutup perbatasan secara satu arah," kata Menteri Muda Urusan Eropa Clement Beaune kepada saluran televisi Prancis France 2, Senin (24/8).
"Bagi para pelancong yang kembali dari Inggris, mungkin akan ada langkah-langkah pembatasan yang diputuskan dalam beberapa hari mendatang oleh Perdana Menteri dan oleh Dewan Pertahanan."
BACA JUGA: Cerita Adi Putra Tetap Berkarya di Tengah Pandemi Covid-19
Pemberlakuan aturan karantina oleh Inggris telah memukul tempat-tempat liburan favorit warga Inggris pada pertengahan musim panas. Otoritas beberapa negara menganggap Inggris tidak perlu mengambil langkah itu. (ant/dil/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Adil