jpnn.com, MANILA - Putra Presiden Filipina Rodrigo Duterte disebut-sebut terlibat dalam penyelundupan narkoba jenis sabu. Jika kabar ini benar, maka bakal jadi pukulan paling menyakitkan bagi perang melawan narkoba yang tengah dilancarkan sang presiden.
Duterte tentu saja membantah dengan tegas kabar tersebut. Dia balik menantang orang-orang yang melontarkan tuduhan untuk membuktikan omongan mereka.
BACA JUGA: Kematian Pelajar 17 Tahun Ancam Perang Antinarkoba Duterte
Duterte bahkan menyatakan siap mundur jika tuduhan tersebut ternyata terbukti benar.
’’Saya tidak membela putra saya. Buktikan dan jika memang itu benar, saya akan mundur,’’ ujarnya di hadapan publik saat menghadiri acara pembukaan pabrik panel surya Solar Philippines di Santo Tomas, Batangas, Rabu (23/8).
BACA JUGA: Filipina Mulai Muak dengan Kebrutalan Duterte
’’Jika ada keluarga saya yang terlibat korupsi, saya akan mundur dari jabatan saya sebagai presiden. Tidak ada alasan, tidak ada maaf,’’ tegas presiden yang akrab disapa Digong itu.
Paolo Duterte adalah anak tertua Rodrigo Duterte. Dia saat ini menjabat sebagai wakil wali kota Davao mendampingi sang adik Sara Duterte.
BACA JUGA: Duterte Senang Razia Narkoba Makan Banyak Korban Jiwa
Tudingan terhadap Paolo mencuat setelah makelar bea cukai Mark Taguba memberikan kesaksian di kantor senat pada Selasa (22/8).
Dia mengaku memberikan uang PHP 5 juta atau setara Rp 1,3 miliar kepada Dewan Penasihat Kota Davao Nilo Abellera Jr.
Uang tersebut adalah pelicin agar pengiriman yang dilakukan kolega Taquba tak diperiksa di bea cukai. Taquba diberi tahu bahwa Abellera mewakili Paolo.
Taguba juga membayar kelompok di Davao yang dipimpin Paolo. Untuk satu kontainer, Taguba membayar PHP 10 ribu (Rp 2,6 juta).
Bukti yang dimiliki Taquba hanyalah percakapan via pesan yang mencatut nama Paolo. Taguba mengakui, ada kemungkinan bahwa nama Paolo sekadar digunakan untuk mempercepat masuknya barang selundupan.
Barang yang diselundupkan Taquba adalah sabu dari Tiongkok senilai PHP 6,4 miliar (Rp 1,7 triliun).
Sabu-sabu seberat 604 kilogram itu berhasil lolos dari bea cukai 17 Mei lalu dan tersimpan di gudang di Kota Valenzuela.
Kasus tersebut terbongkar dan sabu-sabu kembali diamankan setelah petugas Bea dan Cukai (BOC) mendapat informasi dari pemerintah Tiongkok.
Duterte menyerahkan sepenuhnya kasus itu kepada otoritas terkait. ’’Presiden yakin bahwa komisioner bea cukai yang baru ditunjuk akan mampu menyelesaikan masalah tersebut,’’ ujar Ernesto Abella, juru bicara kepresidenan. (Inquirer/Philstar/sha/c18/any)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Perang Antinarkoba Duterte Semakin Berdarah, Sehari 32 Tewas
Redaktur & Reporter : Adil